Biasanya, bagi seorang anak perempuan yang sudah dewasa, yang sedang bekerja diperantauan, yang ikut suaminya merantau di luar kota atau luar negeri,yang sedang bersekolah atau kuliah jauh dari kedua orang tuanya...Akan sering merasa rindu sekali dengan ibunya..Lalu bagaimana dengan AYAH?
Mungkin kerana ibu lebih sering menelefon untuk menanyakan keadaanmu setiap hari, tapi tahukah kamu, jika ternyata ayah-lah yang mengingatkan ibu untuk menelefonmu?
Mungkin dulu sewaktu kamu kecil, ibu-lah yang lebih sering mengajakmu bercerita atau berdongeng, tapi tahukah kamu, bahwa sekembalinya ayah dr bekerja dan dengan wajah lelah ayah selalu menanyakan pada ibu tentang khabarmu dan apa yang kau lakukan seharian?
Pada saat dirimu masih seorang anak perempuan kecil.Ayah biasanya mengajari putri kecilnya naik basikal .Dan setelah ayah mengganggapmu sudah boleh menunggangnya, ayah akan melepaskan roda bantu di basikalmu .Kemudian Ibu bilang : "Jangan dulu ayahnya, jangan ditanggalkan dulu roda bantunya", itu kerana ibu takut puteri manisnya akan terjatuh lalu terluka....
Tapi sedarkah dikau?Bahwa ayah dengan yakin akan membiarkanmu, menatapmu, dan menjagamu
mengayuh basikal dengan seksama kerana dia tahu puteri kecilnya PASTI mampu melakukannya.
Pada saat kamu menangis merengek meminta alat permainan yang baru, ibu menatapmu hiba.Tetapi ayah akan mengatakan dengan tegas : "Boleh, kita beli nanti, tapi tidak sekarang" Tahukah kamu, ayah melakukan itu kerana ayah tidak ingin kamu menjadi anak yang manja dengan semua tuntutan yang selalu dapat dipenuhi.
Saat kamu ditimpa sakit , ayah lah yang terlalu khawatir sampai kekadang sedikit membentak dengan berkata : "Sudah di beritahu! kamu jangan minum air sejuk!".Berbeza dengan ibu yang memperhatikan dan menasihatimu dengan lembut.Ketahuilah, saat itu ayah benar-benar mengkhuatirkan keadaanmu..
Ketika kamu sudah beranjak muda remaja..Kamu mulai menuntut pada ayah untuk mendapat keizinan keluar malam, dan ayah bersikap tegas dan mengatakan: "Tidak boleh!".Tahukah kamu, bahwa ayah melakukan itu untuk menjagamu?Kerana bagi ayah, kamu adalah sesuatu yang sangat - sangat luar biasa
berharga..Setelah itu kamu marah pada ayah, dan masuk ke kamar sambil membanting pintu...
Dan yang datang mengetok pintu dan memujukmu agar tidak marah adalah ayah.Tahukah kamu,bahwa saat itu ayah memejamkan matanya dan menahan gejolak dalam batinnya, Bahwa ayah sangat ingin mengikuti keinginanmu, Tapi lagi-lagi dia HARUS menjagamu?
v
Ketika saat seorang teman lelaki mulai sering menelefonmu, atau bahkan datang ke rumah untuk menemuimu,ayah akan memasang wajah paling cool sedunia.... :') ayah sesekali menguping atau mengintip saat kamu sedang berbuall berdua di ruang tamu..Sedarkah kamu, kalau hati ayah merasa cemburu?
Saat kamu mulai lebih dipercaya, dan ayah melonggarkan sedikit peraturan untuk keluar rumah untukmu, kamu akan memaksa untuk melanggar jam malamnya.Maka yang dilakukan ayah adalah duduk di ruang tamu, dan menunggumu pulang dengan hati yang sangat khuatirdan bimbang.Dan setelah perasaan khuatir itu berlarut - larut.Ketika melihat puteri kecilnya pulang larut malam hati ayah akan mengeras dan memarahimu..Sedarkah kamu, bahwa ini kerana hal yang di sangat ditakuti ayah akan segera datang? "Bahwa puteri kecilnya akan segera pergi meninggalkannya"
Setelah lulus SPM, Ayah akan sedikit memaksamu untuk menjadi seorang Doktor atau Engineer. Ketahuilah, bahwa seluruh paksaan yang dilakukan ayah itu semata - mata hanya karena memikirkan masa depanmu nanti.Tapi ayah tetap tersenyum dan menyokongmu saat pilihanmu tidak sesuai dengan keinginan ayah.
Ketika kamu menjadi gadis dewasa.Dan kamu harus pergi kuliah dikota lain.ayah harus melepaskanmu di bandar.Tahukah kamu bahwa badan ayah terasa kaku untuk memelukmu? Ayah hanya tersenyum sambil memberi nasihat ini - itu, dan menyuruhmu untuk berhati-hati.Padahal ayah ingin sekali menangis seperti ibu dan memelukmu erat-erat.Yang ayah lakukan hanya menghapus sedikit air mata di sudut matanya, dan menepuk pundakmu berkata "Jaga dirimu baik-baik ya sayang".Ayah melakukan itu semua agar kamu KUAT....kuat untuk pergi dan menjadi dewasa.
Disaat kamu kesempitan wang untuk membiayai perbelanjaan semester dan kehidupanmu, orang pertama yang mengerutkan kening adalah ayah. Ayah pasti berusaha keras mencari jalan agar anaknya boleh merasa sama dengan teman-temannya yang lain.Ketika permintaanmu bukan lagi sekadar meminta alat mainan yang baru, dan ayah tahu ia tidak mampu memberikan apa yang kamu inginkan...
Kata-kata yang keluar dari mulut Ayah adalah : "Tidak.... Tidak boleh!" Padahal dalam batin Ayah, Ia sangat ingin mengatakan "Iya sayang, nanti ayah belikan untukmu".Tahukah kamu bahwa pada saat itu Ayah merasa gagal membuat anaknya tersenyum?
Saatnya kamu berjaya sebagai seorang sarjana. Ayah adalah orang pertama yang berdiri dan memberi tepuk tangan untukmu.Ayah akan tersenyum dengan bangga dan puas melihat "puteri kecilnya yang
tidak manja berhasil tumbuh dewasa, dan telah menjadi seseorang" Sampai saat seorang teman Lelakimu datang ke rumah dan meminta izin pada ayah untuk mengambilmu darinya.Papa akan sangat berhati-hati memberikan izin..Kerana Ayah tahu.....Bahwa lelaki itulah yang akan menggantikan posisinya nanti.
Dan akhirnya....
Saat ayah melihatmu duduk di kerusi pelaminan bersama seseorang Lelaki yang di anggapnya mampu menggantikannya, Ayah pun tersenyum bahagia..Apakah kamu mengetahui, di hari yang bahagia itu ayah pergi kebelakang pentas pelaminan sebentar, dan menangis? Ayah menangis karena ayah sangat berbahagia, kemudian ayah berdoa....Dalam lirih doanya kepada Tuhan, Ayah berkata: "Ya Allah tugasku telah selesai dengan baik....Puteri kecilku yang lucu dan kucintai telah menjadi wanita solehah yang cantik....Bahagiakanlah dia bersama suaminya...rahmatilah kehidupan mereka Ya Allah"
Setelah itu Ayah hanya mampu menunggu kedatanganmu bersama cucu-cucunya yang sesekali datang untuk menjenguk...Dengan rambut yang telah dan semakin memutih....Dan badan serta lengan yang tak lagi kuat untuk menjagamu dari bahaya....Ayah telah menyelesaikan tugasnya....Papa, Ayah, Bapak, atau Abah kita...Adalah sosok yang harus selalu terlihat kuat...Bahkan ketika dia tidak kuat untuk tidak menangis...Dia harus terlihat tegas bahkan saat dia ingin memanjakanmu.Dan dia adalah yang orang pertama yang selalu yakin bahwa "KAMU MAMPU" dalam segala hal..
Ana mendapatkan notes ini dari seorang sahabat, dan mungkin ada baiknya jika ana berkongsinya kepada sahabat-sahabat ana yang lain.Yup, banyak hal yang mungkin tidak bisa dikatakan Ayah / Bapak / Papi kita...tapi setidaknya kini kita mengerti apa yang tersembunyi dibalik hatinya.
wallahu a'alam.
Tuesday, August 24, 2010
Friday, August 20, 2010
azab anak derhaka...
Friday, April 9, 2010 at 3:36am
OLEH USTAZ NAHRAWI MARZOKI
Sebaik sampai ke pintu wad, jeritan Jalal menerpa ke telinga saya Jeritannya sungguh kuat kerana azab dan sakit yang ditanggungnya tidak mampu ditanggung lagi. Saya percepatkan langkah menuju ke katilnya.
Di sisi katil saya lihat ahli keluarga Jalal sedang menangis tersedu-sedu. Jelas mereka panik dan tidak tahu apa yang perlu dilakukan, kecuali melihat Jalal menggelepar kesakitan dan berdoa semoga Jalal cepat sembuh.
Di katil pula, Jalal meraung dan meronta sambil tangan dan kakinya terikat kemas di katil.
"Terima kasih ustaz sebab sudi datang bantu kami. Saya dah tak tahu apa nak buat. Dah seminggu lebih adik saya macam ni," kata salah seorang abang kepada Jalal sebaik melihat saya sampai.
Sebelum itu mereka menghubungi saya melalui telefon meminta saya segera datang untuk membantu menyembuhkan penyakit adik bongsu mereka itu.
"Apa sakitnya ni?" tanya saya. "Entahlah ustaz, doktor pun tak tau."
Sedang kami berbual, tiba-tiba sekali lagi Jalal menjerit kesakitan.
Kali ini jeritannya cukup jelas di pendengaran saya. Jeritannya menakutkan
dan menyedihkan.
"Emak, ampunkan saya mak. Panaaaassss. Saya sakit mak, sakiiiiittttttt! Tolonglah emak, ampunkan dosa saya." Berserta raungan yang dilepaskan sekuat hati, tubuh Jalal menggelepar seperti dipanggang di dalam api yang marak.
Mukanya berkerut sementara matanya terbelalak akibat azab yang amat pedih. Semua yang ada di wad berkenaan memandang ke arah kami. Jeritan itu menyebabkan saya tertanya-tanya.
Apakah yang menyebabkan Jalal jadi sedemikian rupa? Apa pula kaitan antara penyakitnya itu dengan ibunya? "Panggil ibunya segera," kata saya. Namun kata-kata saya itu tidak dijawab. Ahli keluarga Jalal cuma terdiam,
menundukkan muka atau berpandangan sesama sendiri.
"Kenapa ni?" tanya saya.
Dengan perlahan abang Jalal bersuara, "Ustaz, ibu kami baru sahaja meninggal dunia dua minggu lepas." "Kalau macam ini susahlah sikit.
Saya rasa mungkin Jalal ada melakukan kesalahan besar kepada ibunya, sebab itulah dia menanggung azab yang begini rupa. Dalam keadaan macam ini, cuma ibunya saja yang dapat membantu," kata saya berterus terang.
Mereka cuma mendiam diri sementara jeritan Jalal semakin kuat. Saya semakin ingin mengetahui puncanya kerana dengan latar belakang itu insya-Allah saya boleh cuba carikan jalan lain untuk meredakan kesakitan Jalal.
"Ceritakanlah kepada saya apa yang sebenarnya telah berlaku." "Ustaz, sebenarnya adik saya ini sudah derhaka kepada arwah ibu kami," jawab salah seorang daripada mereka.
Dengan tenang, tapi air mata bergenang abang Jalal menceritakan kepada saya kisah yang sebenarnya, kisah yang cukup menyayat hati saya.
Menurutnya, Jalal adalah anak bongsu daripada mereka enam beradik, empat perempuan dua lelaki dan di kalangan mereka, Jalallah yang mempunyai kelulusan yang lebih tinggi.
Bagaimanapun, sejak kecil hinggalah dia bekerja dan seterusnya berkahwin, Jalal sentiasa sahaja melawan dan menyanggah kata-kata ibunya.
Nasihat dan teguran ibunya pula dipandang rendah serta tidak diendahkan. Syurga anak di bawah telapak kaki ibunya. Walaupun berpendidikan tinggi, Jalal sentiasa sahaja kekurangan wang, seolah-olah tidak dirahmati rezekinya.
Berterusanlah keadaan itu hingga dia berumahtangga. Keadaan menjadi semakin buruk apabila Jalal meletakkan jawatannya di sebuah syarikat swasta. Hasratnya adalah untuk mencari rezeki yang lebih banyak disyarikat lain, namun nasibnya bukan sahaja tidak berubah, malah menjadi semakin parah.
Walau di syarikat manapun yang Jalal bekerja, dia akan menghadapi masalah yang seterusnya membawa kepada dia meletakkan jawatan.
Dalam kegawatan itulah Jalal mula meminjam wang daripada sahabat-sahabatnya. Selepas sekian lama hutangnya semakin banyak, namun dia masih tidak mampu melunaskannya.
Rumahtangga Jalal mula kucar-kacir dan akhirnya mereka bercerai. Bagi menyelesaikan masalah tersebut, Jalal mendesak ibunya supaya mencagarkan tanah mereka di kampung kepada bank. Tanah seluas 12 ekar itu ditinggalkan oleh bapa mereka yang meninggal dunia tiga tahun sebelum itu.
"Emak, saya nak tanah tu. Bank dah setuju nak kasi RM500,000. Saya nak duit tu buat berniaga," katanya kasar. "Jalal, engkau ni dah melampau. Itu tanah adik-beradik kamu," jawab si ibu. "Ahhh, saya tak kira." "Jalal, emak tidak benarkan.
Emak tau, duit tu nanti bukannya engkau nak buat berniaga, tapi nak bayar hutang," jawab ibunya.
Bukan sahaja ibunya, malah semua adik-beradik Jalal tidak membenarkannya mencagarkan tanah tersebut kepada bank. Jalal pulang dengan hati kecewa.
Namun dia masih bertekad untuk mendapatkan tanah berkenaan walau dengan apa cara sekalipun. Suatu hari, Jalal datang ke rumah ibunya. Beberapa orang adik-beradiknya ada di situ.
Sekali lagi pertengkaran berlaku dan berakhir dengan tragedi yang amat menyedihkan.
Ketika kemarahannya sampai kemuncak, Jalal menolak ibunya sekuat-kuat hati menyebabkan kepala ibunya terhantuk di pintu.
Darah dari luka terpalit di pintu sedang ibunya terjelopok di lantai, rebah tidak sedarkan diri. Si ibu segera dibawa ke hospital sementara Jalal puas hati kerana dapat melepaskan kemarahannya.
Akibat pendarahan otak yang serius, ibunya meninggal dunia tanpa sempat melafazkan keampunan kepada Jalal. Bermulalah azab dalam hidup Jalal.
Kira-kira seminggu selepas kematian ibunya, Jalal dikejarkan ke hospital kerana jatuh sakit secara tiba-tiba. Apa yang membingungkan ialah doktor gagal mengesan penyakit yang dihadapinya.
Jalal sebaliknya meraung, menjerit, meronta dan menggelepar kesakitan. Dalam raungannya itulah dia meminta ampun kepada arwah ibunya kerana tidak sanggup menanggung azab yang pedih.
Berterusanlah keadaannya selama beberapa hari hingga saya dipanggil. Dalam waktu itu, doktor dan jururawat tidak dapat berbuat apa-apa kecuali mengikat Jalal di katil dan menyuntiknya dengan ubat pelali untuk menidurkannya.
"Kalau begitu kisahnya, saya cuba cara lain," kata saya. Di samping ayat-ayat suci al-Quran, saya membacakan surah Yassin untuknya.
Namun apabila dibacakan saja ayat suci itu, Jalal menjerit kepanasan. Tubuhnya menggeletik dan menggelepar kesakitan. "Aduh panasnya! Emak, ampunkanlah saya emak! Jangan bawa saya ke situ emak, panas.
Jangan bawa saya ke situ. Saya tak mau, sakit, sakit. Tolonglah saya emak, ampunkan saya, saya bersalah."
Jeritan Jalal itu meruntun hati saya. Apakah yang dimaksudkannya dengan 'ke situ'? Kenapa Jalal tidak mahu dibawa 'ke situ' dan apa yang dilihatnya di situ? Akibat tidak tertahan panas, tubuh Jalal terpaksa dibogelkan.
Tangan dan kakinya terus diikat ke katil. Selepas puas mencuba tapi keadaan Jalal masih tidak berubah, saya meminta diri untuk pulang. Satu ingatan saya tinggalkan kepada mereka, "Jika Jalal masih hidup selepas zuhur ini, insya-Allah nyawanya masih panjang. Kalau tidak..." Ketika itu lebih kurang pukul 10 pagi.
Saya tinggalkan mereka, namun sedang saya memandu, telefon bimbit saya berdering. "Ustaz! Cepat ustaz, adik saya dah nazak," kata si abang.
Saya berpatah balik dan apabila sampai di katilnya, saya lihat Jalal begitu tenat. Nyawanya seperti sudah di penghujungan. Keluarganya semakin cemas sambil air mata tidak henti-henti mengalir.
Saya bacakan Surah al-Asr, Surah al-Falaq, Surah an-Naas serta asma ul husna. Alhamdulillah, Jalal berhenti meraung dan menggelepar. Keadaan senyap seketika. Masing-masing beristighfar dan membaca ayat-ayat suci al-Quran. Terbayang kelegaan di wajah mereka.
Tiba-tiba, ketenangan itu dipecahkan sekali lagi oleh jeritan Jalal. Dia mengerang sambil tubuhnya kejang menahan kesakitan, mata terjegil seperti hendak terkeluar dan dalam satu detik yang serentak juga najisnya terpancut keluar.
Bertabur membasahi seluarnya. Bau najis menusuk hidung kami. Maha suci Allah, keadaannya adalah seperti sesuatu yang berat menghenyak perutnya yang mengakibatkan nyawa, roh, najis, organ-organ dan segala-galanya yang ada di dalam tubuh terhambur keluar secara serentak.
Di bahagian atas, semuanya seperti hendak terpancut keluar hingga mata Jalal tersembul sementara di bahagian bawah, kakinya kaku dan najis berhambur memancut-mancut.
Cukup aib dan menyedihkan. Pakaian dan katil basah dengan air mata, peluh serta najisnya. Selepas 'rentapan' itu, Jalal tidak bernafas lagi. Degupan jantungnya berhenti dan dia pergi menghadap Allah SWT untuk menerima balasan amalannya. Tamatlah riwayat seorang anak derhaka.
Saya cuma mampu melihat dengan gementar sementara keluarga Allahyarham menangis dan berpelukan sesama sendiri.
Yang perempuan terpaksa keluar kerana tidak sanggup melihat mayat adik mereka. Demikianlah sakaratulmaut
datang menjemput Jalal.
Seperti yang dijelaskan di dalam al-quran dan hadis, ia datang dengan menyentap, merentap dan merenggut nyawa Jalal tanpa ada kasihan belas.
Sudah berpuluh-puluh tahun saya menguruskan jenazah dan melihat orang menghadapi saat kematiannya, namun pengalaman menyaksikan sakaratulmaut menjemput Jalal cukup memilukan hati saya.
Kesengsaraan yang ditanggung oleh Jalal sudah berakhir, namun mayatnya meninggalkan keaiban yang amat sangat.
Matanya terbonjol seperti hendak terkeluar sementara giginya menyeringai. Dari kerut wajahnya, jelas sekali Allahyarham baru sahaja menanggung kesakitan dan azab yang amat pedih.
Saya cuba pejamkan mata Allahyarham, namun gagal. Kelopak mata tidak berupaya untuk menutup biji matanya yang tersembul itu. Cukup mengerikan kerana hanya mata putih sahaja yang kelihatan.
Ikatan di kaki dan tangan Allahyarham dileraikan dan tangannya dikiamkan. Kaki Allahyarham dirapatkan, namun sekali lagi saya menyaksikan keaiban kaki Allahyarham tidak boleh dirapatkan kerana duburnya terpancut keluar dan membonjol di celah kelengkangnya.
Saya menenangkan mereka supaya bersabar dan reda dengan apa yang telah terjadi. Selesai membersihkan tubuh Allahyarham, jenazah dibawa turun kerana keluarganya mahu menguruskan jenazah tersebut di rumah mereka di salah sebuah taman perumahan di sebuah negeri di pantai barat semenanjung.
Rupa-rupanya keaiban belum berakhir. Sebaik sahaja van yang membawa Allahyarham keluar dari perkarangan hospital, tiba-tiba keempat-empat shock absorbernya patah secara serentak.
Van yang cuma membawa lima orang, mayat yang badannya sederhana sahaja, dua orang abang dan kakaknya, pemandu serta seorang pembantu, boleh patah shock absorbernya?
Kelindan van bergegas memanggil kami. Maha suci Allah, Tuhan yang Maha Besar, apabila hendak dikeluarkan dari van, jenazah itu kami rasakan teramat berat hingga terpaksa diangkat oleh kira-kira 15 orang.
Selesai masalah itu, satu lagi masalah timbul - tidak ada van atau kereta yang berani untuk mengangkat jenazah tersebut. Kebetulan sebuah lori kosong yang mengangkat tanah, pasir ataupun kelapa sawit lalu di tempat kejadian. Dengan lori itulah jenazah dibawa pulang ke rumahnya.
Apa yang membingungkan kami ialah walaupun mayat berkenaan terlalu berat, tapi kayu penusungnya tidak pula patah. Lori bertolak ke rumah Allahyarham sementara saya pula memandu pulang ke rumah.
Saya dimaklumkan bahawa Allahyarham dikebumikan di sebelah kubur ibunya. Namun diceritakan juga kepada saya bahawa tanah yang ditambun ke atas kuburnya tidak mencukupi. Untuk mengelakkan kubur Allahyarham berlubang, tanah lain terpaksa diambil dan ditambur ke atasnya.
Tiga hari kemudian, saya menerima panggilan telefon daripada keluarga Allahyarham. "Ustaz, saya nak minta pertolongan dan pandangan daripada ustaz." "Apa masalahnya itu?" tanya saya. "Kubur adik saya berlubang ustaz."
Masya-Allah, demikian sekali keaiban yang Allah tunjukkan kepada anak yang derhaka kepada ibunya. Menurut abang Allahyarham, kewujudan lubang itu disedari sehari selepas Allahyarham dikebumikan.
Lubang tersebut bermula dari bahagian tengah kubur hinggalah mencecah kepada papan yang menutup liang lahad. Tambah abang Allahyarham lagi, mereka mengambusnya dengan tanah, namun keesokan harinya kubur tersebut berlubang semula.
"Begini sajalah, cuba masukkan sekali kayu atau papan ke dalam lubang tersebut, insya-Allah, tak berlubang lagi," kata saya. Namun keesokan harinya sekali lagi abang Allahyarham menghubungi saya memberitahu bahawa kubur berkenaan berlubang semula.
Apa yang membingungkannya, tanah di kubur arwah ibunya langsung tidak berubah, masih tetap membusut walaupun sudah lebih dua minggu dikebumikan. Bukan itu sahaja, katanya, pokok yang ditanam di kubur ibunya juga hidup segar sedangkan pokok yang ditanam di kubur adiknya mati kelayuan.
Pada hari kelima, saya menghubungi abang Allahyarham.
"Begini sajalah," kata saya. "Mulai malam ini buatlah majlis Yassin dan tahlil. Panggil 20 orang dan setiap seorang baca Surah Yassin sebanyak 2 kali. Apabila selesai bacaan Yassin, minta imam bacakan doa supaya diampunkan dosa Allahyarham kepada ibunya. Baca dalam bahasa Melayu dan ulang doa itu sebanyak tujuh kali."
Seperti yang saya nasihatkan, pada malam berkenaan mereka mengadakan majlis itu. Namun saya diberitahu, imam yang membaca doa tersebut menggigil ketakutan.
Alhamdulillah, pada hari ketujuh, kubur berkenaan tidak lagi berlubang. Peristiwa ini sudah berlaku empat tahun lepas namun masih terbayang-bayang di mata saya.
Setiap kali tibanya hari raya aidilfitri, setiap kali itulah peristiwa tersebut menjelma dalam ingatan kerana ia terjadi cuma beberapa hari selepas kita berhari raya.
Sungguh menyentuh hati saya, ketika orang sedang bergembira berhari raya, ketika itulah keluarga tersebut ditimpa petaka, si ibu meninggal dunia dan anaknya yang derhaka diazab hingga ke akhir hayatnya.
Kisah ini saya paparkan bukan untuk mengaibkan Allahyarham ataupun keluarganya, tapi supaya kita dapat mengambilnya sebagai pedoman dan iktibar. Doakanlah semoga dosa Allahyarham Jalal diampunkan Allah. Amin.
Wassalam.
(di edit semula untuk pembacaan semua
REMAJA MASJID azab anak derhaka hadapi sakaratul maut
OLEH USTAZ NAHRAWI MARZOKI
Sebaik sampai ke pintu wad, jeritan Jalal menerpa ke telinga saya Jeritannya sungguh kuat kerana azab dan sakit yang ditanggungnya tidak mampu ditanggung lagi. Saya percepatkan langkah menuju ke katilnya.
Di sisi katil saya lihat ahli keluarga Jalal sedang menangis tersedu-sedu. Jelas mereka panik dan tidak tahu apa yang perlu dilakukan, kecuali melihat Jalal menggelepar kesakitan dan berdoa semoga Jalal cepat sembuh.
Di katil pula, Jalal meraung dan meronta sambil tangan dan kakinya terikat kemas di katil.
"Terima kasih ustaz sebab sudi datang bantu kami. Saya dah tak tahu apa nak buat. Dah seminggu lebih adik saya macam ni," kata salah seorang abang kepada Jalal sebaik melihat saya sampai.
Sebelum itu mereka menghubungi saya melalui telefon meminta saya segera datang untuk membantu menyembuhkan penyakit adik bongsu mereka itu.
"Apa sakitnya ni?" tanya saya. "Entahlah ustaz, doktor pun tak tau."
Sedang kami berbual, tiba-tiba sekali lagi Jalal menjerit kesakitan.
Kali ini jeritannya cukup jelas di pendengaran saya. Jeritannya menakutkan
dan menyedihkan.
"Emak, ampunkan saya mak. Panaaaassss. Saya sakit mak, sakiiiiittttttt! Tolonglah emak, ampunkan dosa saya." Berserta raungan yang dilepaskan sekuat hati, tubuh Jalal menggelepar seperti dipanggang di dalam api yang marak.
Mukanya berkerut sementara matanya terbelalak akibat azab yang amat pedih. Semua yang ada di wad berkenaan memandang ke arah kami. Jeritan itu menyebabkan saya tertanya-tanya.
Apakah yang menyebabkan Jalal jadi sedemikian rupa? Apa pula kaitan antara penyakitnya itu dengan ibunya? "Panggil ibunya segera," kata saya. Namun kata-kata saya itu tidak dijawab. Ahli keluarga Jalal cuma terdiam,
menundukkan muka atau berpandangan sesama sendiri.
"Kenapa ni?" tanya saya.
Dengan perlahan abang Jalal bersuara, "Ustaz, ibu kami baru sahaja meninggal dunia dua minggu lepas." "Kalau macam ini susahlah sikit.
Saya rasa mungkin Jalal ada melakukan kesalahan besar kepada ibunya, sebab itulah dia menanggung azab yang begini rupa. Dalam keadaan macam ini, cuma ibunya saja yang dapat membantu," kata saya berterus terang.
Mereka cuma mendiam diri sementara jeritan Jalal semakin kuat. Saya semakin ingin mengetahui puncanya kerana dengan latar belakang itu insya-Allah saya boleh cuba carikan jalan lain untuk meredakan kesakitan Jalal.
"Ceritakanlah kepada saya apa yang sebenarnya telah berlaku." "Ustaz, sebenarnya adik saya ini sudah derhaka kepada arwah ibu kami," jawab salah seorang daripada mereka.
Dengan tenang, tapi air mata bergenang abang Jalal menceritakan kepada saya kisah yang sebenarnya, kisah yang cukup menyayat hati saya.
Menurutnya, Jalal adalah anak bongsu daripada mereka enam beradik, empat perempuan dua lelaki dan di kalangan mereka, Jalallah yang mempunyai kelulusan yang lebih tinggi.
Bagaimanapun, sejak kecil hinggalah dia bekerja dan seterusnya berkahwin, Jalal sentiasa sahaja melawan dan menyanggah kata-kata ibunya.
Nasihat dan teguran ibunya pula dipandang rendah serta tidak diendahkan. Syurga anak di bawah telapak kaki ibunya. Walaupun berpendidikan tinggi, Jalal sentiasa sahaja kekurangan wang, seolah-olah tidak dirahmati rezekinya.
Berterusanlah keadaan itu hingga dia berumahtangga. Keadaan menjadi semakin buruk apabila Jalal meletakkan jawatannya di sebuah syarikat swasta. Hasratnya adalah untuk mencari rezeki yang lebih banyak disyarikat lain, namun nasibnya bukan sahaja tidak berubah, malah menjadi semakin parah.
Walau di syarikat manapun yang Jalal bekerja, dia akan menghadapi masalah yang seterusnya membawa kepada dia meletakkan jawatan.
Dalam kegawatan itulah Jalal mula meminjam wang daripada sahabat-sahabatnya. Selepas sekian lama hutangnya semakin banyak, namun dia masih tidak mampu melunaskannya.
Rumahtangga Jalal mula kucar-kacir dan akhirnya mereka bercerai. Bagi menyelesaikan masalah tersebut, Jalal mendesak ibunya supaya mencagarkan tanah mereka di kampung kepada bank. Tanah seluas 12 ekar itu ditinggalkan oleh bapa mereka yang meninggal dunia tiga tahun sebelum itu.
"Emak, saya nak tanah tu. Bank dah setuju nak kasi RM500,000. Saya nak duit tu buat berniaga," katanya kasar. "Jalal, engkau ni dah melampau. Itu tanah adik-beradik kamu," jawab si ibu. "Ahhh, saya tak kira." "Jalal, emak tidak benarkan.
Emak tau, duit tu nanti bukannya engkau nak buat berniaga, tapi nak bayar hutang," jawab ibunya.
Bukan sahaja ibunya, malah semua adik-beradik Jalal tidak membenarkannya mencagarkan tanah tersebut kepada bank. Jalal pulang dengan hati kecewa.
Namun dia masih bertekad untuk mendapatkan tanah berkenaan walau dengan apa cara sekalipun. Suatu hari, Jalal datang ke rumah ibunya. Beberapa orang adik-beradiknya ada di situ.
Sekali lagi pertengkaran berlaku dan berakhir dengan tragedi yang amat menyedihkan.
Ketika kemarahannya sampai kemuncak, Jalal menolak ibunya sekuat-kuat hati menyebabkan kepala ibunya terhantuk di pintu.
Darah dari luka terpalit di pintu sedang ibunya terjelopok di lantai, rebah tidak sedarkan diri. Si ibu segera dibawa ke hospital sementara Jalal puas hati kerana dapat melepaskan kemarahannya.
Akibat pendarahan otak yang serius, ibunya meninggal dunia tanpa sempat melafazkan keampunan kepada Jalal. Bermulalah azab dalam hidup Jalal.
Kira-kira seminggu selepas kematian ibunya, Jalal dikejarkan ke hospital kerana jatuh sakit secara tiba-tiba. Apa yang membingungkan ialah doktor gagal mengesan penyakit yang dihadapinya.
Jalal sebaliknya meraung, menjerit, meronta dan menggelepar kesakitan. Dalam raungannya itulah dia meminta ampun kepada arwah ibunya kerana tidak sanggup menanggung azab yang pedih.
Berterusanlah keadaannya selama beberapa hari hingga saya dipanggil. Dalam waktu itu, doktor dan jururawat tidak dapat berbuat apa-apa kecuali mengikat Jalal di katil dan menyuntiknya dengan ubat pelali untuk menidurkannya.
"Kalau begitu kisahnya, saya cuba cara lain," kata saya. Di samping ayat-ayat suci al-Quran, saya membacakan surah Yassin untuknya.
Namun apabila dibacakan saja ayat suci itu, Jalal menjerit kepanasan. Tubuhnya menggeletik dan menggelepar kesakitan. "Aduh panasnya! Emak, ampunkanlah saya emak! Jangan bawa saya ke situ emak, panas.
Jangan bawa saya ke situ. Saya tak mau, sakit, sakit. Tolonglah saya emak, ampunkan saya, saya bersalah."
Jeritan Jalal itu meruntun hati saya. Apakah yang dimaksudkannya dengan 'ke situ'? Kenapa Jalal tidak mahu dibawa 'ke situ' dan apa yang dilihatnya di situ? Akibat tidak tertahan panas, tubuh Jalal terpaksa dibogelkan.
Tangan dan kakinya terus diikat ke katil. Selepas puas mencuba tapi keadaan Jalal masih tidak berubah, saya meminta diri untuk pulang. Satu ingatan saya tinggalkan kepada mereka, "Jika Jalal masih hidup selepas zuhur ini, insya-Allah nyawanya masih panjang. Kalau tidak..." Ketika itu lebih kurang pukul 10 pagi.
Saya tinggalkan mereka, namun sedang saya memandu, telefon bimbit saya berdering. "Ustaz! Cepat ustaz, adik saya dah nazak," kata si abang.
Saya berpatah balik dan apabila sampai di katilnya, saya lihat Jalal begitu tenat. Nyawanya seperti sudah di penghujungan. Keluarganya semakin cemas sambil air mata tidak henti-henti mengalir.
Saya bacakan Surah al-Asr, Surah al-Falaq, Surah an-Naas serta asma ul husna. Alhamdulillah, Jalal berhenti meraung dan menggelepar. Keadaan senyap seketika. Masing-masing beristighfar dan membaca ayat-ayat suci al-Quran. Terbayang kelegaan di wajah mereka.
Tiba-tiba, ketenangan itu dipecahkan sekali lagi oleh jeritan Jalal. Dia mengerang sambil tubuhnya kejang menahan kesakitan, mata terjegil seperti hendak terkeluar dan dalam satu detik yang serentak juga najisnya terpancut keluar.
Bertabur membasahi seluarnya. Bau najis menusuk hidung kami. Maha suci Allah, keadaannya adalah seperti sesuatu yang berat menghenyak perutnya yang mengakibatkan nyawa, roh, najis, organ-organ dan segala-galanya yang ada di dalam tubuh terhambur keluar secara serentak.
Di bahagian atas, semuanya seperti hendak terpancut keluar hingga mata Jalal tersembul sementara di bahagian bawah, kakinya kaku dan najis berhambur memancut-mancut.
Cukup aib dan menyedihkan. Pakaian dan katil basah dengan air mata, peluh serta najisnya. Selepas 'rentapan' itu, Jalal tidak bernafas lagi. Degupan jantungnya berhenti dan dia pergi menghadap Allah SWT untuk menerima balasan amalannya. Tamatlah riwayat seorang anak derhaka.
Saya cuma mampu melihat dengan gementar sementara keluarga Allahyarham menangis dan berpelukan sesama sendiri.
Yang perempuan terpaksa keluar kerana tidak sanggup melihat mayat adik mereka. Demikianlah sakaratulmaut
datang menjemput Jalal.
Seperti yang dijelaskan di dalam al-quran dan hadis, ia datang dengan menyentap, merentap dan merenggut nyawa Jalal tanpa ada kasihan belas.
Sudah berpuluh-puluh tahun saya menguruskan jenazah dan melihat orang menghadapi saat kematiannya, namun pengalaman menyaksikan sakaratulmaut menjemput Jalal cukup memilukan hati saya.
Kesengsaraan yang ditanggung oleh Jalal sudah berakhir, namun mayatnya meninggalkan keaiban yang amat sangat.
Matanya terbonjol seperti hendak terkeluar sementara giginya menyeringai. Dari kerut wajahnya, jelas sekali Allahyarham baru sahaja menanggung kesakitan dan azab yang amat pedih.
Saya cuba pejamkan mata Allahyarham, namun gagal. Kelopak mata tidak berupaya untuk menutup biji matanya yang tersembul itu. Cukup mengerikan kerana hanya mata putih sahaja yang kelihatan.
Ikatan di kaki dan tangan Allahyarham dileraikan dan tangannya dikiamkan. Kaki Allahyarham dirapatkan, namun sekali lagi saya menyaksikan keaiban kaki Allahyarham tidak boleh dirapatkan kerana duburnya terpancut keluar dan membonjol di celah kelengkangnya.
Saya menenangkan mereka supaya bersabar dan reda dengan apa yang telah terjadi. Selesai membersihkan tubuh Allahyarham, jenazah dibawa turun kerana keluarganya mahu menguruskan jenazah tersebut di rumah mereka di salah sebuah taman perumahan di sebuah negeri di pantai barat semenanjung.
Rupa-rupanya keaiban belum berakhir. Sebaik sahaja van yang membawa Allahyarham keluar dari perkarangan hospital, tiba-tiba keempat-empat shock absorbernya patah secara serentak.
Van yang cuma membawa lima orang, mayat yang badannya sederhana sahaja, dua orang abang dan kakaknya, pemandu serta seorang pembantu, boleh patah shock absorbernya?
Kelindan van bergegas memanggil kami. Maha suci Allah, Tuhan yang Maha Besar, apabila hendak dikeluarkan dari van, jenazah itu kami rasakan teramat berat hingga terpaksa diangkat oleh kira-kira 15 orang.
Selesai masalah itu, satu lagi masalah timbul - tidak ada van atau kereta yang berani untuk mengangkat jenazah tersebut. Kebetulan sebuah lori kosong yang mengangkat tanah, pasir ataupun kelapa sawit lalu di tempat kejadian. Dengan lori itulah jenazah dibawa pulang ke rumahnya.
Apa yang membingungkan kami ialah walaupun mayat berkenaan terlalu berat, tapi kayu penusungnya tidak pula patah. Lori bertolak ke rumah Allahyarham sementara saya pula memandu pulang ke rumah.
Saya dimaklumkan bahawa Allahyarham dikebumikan di sebelah kubur ibunya. Namun diceritakan juga kepada saya bahawa tanah yang ditambun ke atas kuburnya tidak mencukupi. Untuk mengelakkan kubur Allahyarham berlubang, tanah lain terpaksa diambil dan ditambur ke atasnya.
Tiga hari kemudian, saya menerima panggilan telefon daripada keluarga Allahyarham. "Ustaz, saya nak minta pertolongan dan pandangan daripada ustaz." "Apa masalahnya itu?" tanya saya. "Kubur adik saya berlubang ustaz."
Masya-Allah, demikian sekali keaiban yang Allah tunjukkan kepada anak yang derhaka kepada ibunya. Menurut abang Allahyarham, kewujudan lubang itu disedari sehari selepas Allahyarham dikebumikan.
Lubang tersebut bermula dari bahagian tengah kubur hinggalah mencecah kepada papan yang menutup liang lahad. Tambah abang Allahyarham lagi, mereka mengambusnya dengan tanah, namun keesokan harinya kubur tersebut berlubang semula.
"Begini sajalah, cuba masukkan sekali kayu atau papan ke dalam lubang tersebut, insya-Allah, tak berlubang lagi," kata saya. Namun keesokan harinya sekali lagi abang Allahyarham menghubungi saya memberitahu bahawa kubur berkenaan berlubang semula.
Apa yang membingungkannya, tanah di kubur arwah ibunya langsung tidak berubah, masih tetap membusut walaupun sudah lebih dua minggu dikebumikan. Bukan itu sahaja, katanya, pokok yang ditanam di kubur ibunya juga hidup segar sedangkan pokok yang ditanam di kubur adiknya mati kelayuan.
Pada hari kelima, saya menghubungi abang Allahyarham.
"Begini sajalah," kata saya. "Mulai malam ini buatlah majlis Yassin dan tahlil. Panggil 20 orang dan setiap seorang baca Surah Yassin sebanyak 2 kali. Apabila selesai bacaan Yassin, minta imam bacakan doa supaya diampunkan dosa Allahyarham kepada ibunya. Baca dalam bahasa Melayu dan ulang doa itu sebanyak tujuh kali."
Seperti yang saya nasihatkan, pada malam berkenaan mereka mengadakan majlis itu. Namun saya diberitahu, imam yang membaca doa tersebut menggigil ketakutan.
Alhamdulillah, pada hari ketujuh, kubur berkenaan tidak lagi berlubang. Peristiwa ini sudah berlaku empat tahun lepas namun masih terbayang-bayang di mata saya.
Setiap kali tibanya hari raya aidilfitri, setiap kali itulah peristiwa tersebut menjelma dalam ingatan kerana ia terjadi cuma beberapa hari selepas kita berhari raya.
Sungguh menyentuh hati saya, ketika orang sedang bergembira berhari raya, ketika itulah keluarga tersebut ditimpa petaka, si ibu meninggal dunia dan anaknya yang derhaka diazab hingga ke akhir hayatnya.
Kisah ini saya paparkan bukan untuk mengaibkan Allahyarham ataupun keluarganya, tapi supaya kita dapat mengambilnya sebagai pedoman dan iktibar. Doakanlah semoga dosa Allahyarham Jalal diampunkan Allah. Amin.
Wassalam.
(di edit semula untuk pembacaan semua
Monday, August 16, 2010
cerita saya...
Assalamualaikum...
salam ukhuwah dan selamat menjalani ibadah dengan tenang...
Alhamdulillah sudah 6 hari berpuasa..
semua berjalan dengan lancar dan baik sekali...
semoga ibadah puasa saya mendapat ganjaranNya...
cuma saya kurang melakukan aktiviti 2 sunat seperti bertarawih...
alangkah bagusnya andai saya mampu memaksa diri untuk menunaikan solat tarawih..
mcam mana saya hendak memaksa diri saya???
saya tidak mampu???
kenapa??
sedangkan semua kuasa ada di tangan saya...
YA ALLAh, Engkau kuat kan lah iman ku dan tabahkan lah aku untuk menunaikan ibadah mu..
YA ALLAH, Engkau ampunkan lah dosaku YA ALLAH...Engkau permudahkan lah rezeki ku YA ALLAH...Engkau permudahkan lah segala urusan ku...
saya ingin bercerita...
tapi pada siapa...
saya ada ramai kawan,tapi semua ada hal masing2...
saya sendiri lagi...
waktu2 begini,rindu nak berbual dengan mak..
waktu2 begini, rindu pada kampung bertambah2...
waktu2 begini, rindu sangat nak bercerita dengan teman yang suka mendengar celoteh
waktu2 begini, rindu pada teman yang suka berdebat dan berbahas dengan suasana bergurau...
tapi waktu2 begitu tidak dapat dirasai lagi..
kehidupan semakin kehadapan...
masa lalu sudah jadi kenangan..
langkah harus diteruskan...
andai aku terjatuh harus bisa bangkit sendiri...
tangan yang menghulur bantuan tiada lagi...
air mata tidak akan sekali mengalir lagi...
azam dan semangat sendiri harus berdiri sendiri...
hanya ALLAH teman sejati kini...
kuasa diri bergantung pada keinginan yang inginkan cahaya di hadapan...
waktu2 yang aku impikan akan ku bawa bersama...
melangkah dengan teman2 ku...
walau tika aku susah,tiada yang menghulur...tidak lagi aku meminta2
tapi tidak sama sekali aku melupakan teman2 ku tika aku dihadapan...
aku cuma mengharapkan doa dan sokongan dari teman2 untuk menyokong,
biarlah jauh beribu batu,biarlah gunung2 menjadi tumbuk penghalang...
aku tetap menerima sokongan mu...
andai ikhlas yang kau kirimkan bersama doa...
lepas segala beban,walau sedikit yang aku rasakan namun kesannya mendalam...
semoga ukhwah fillah terjalin selamanya..
semoga mendapat hari yang bagus dan luar biasa hebat...
Saturday, August 14, 2010
Seorang bijak pandai berpesan kepada anak lelakinya: "Wahai anakku, sekiranya engkau berasa perlu untuk bersahabat dengan seseorang, maka hendaklah engkau memilih orang yang sifatnya seperti berikut:
-Jika engkau berbakti kepadanya, dia akan melindungi kamu;
-Jika engkau rapatkan persahabatan dengannya, dia akan membalas balik persahabatan kamu;
-Jika engkau memerlu pertolongan daripadanya, dia akan membantu kamu;
-Jika engkau menghulurkan sesuatu kebaikan kepadanya, dia akan menerimanya dengan baik;
-Jika dia mendapat sesuatu kebajikan (bantuan) daripada kamu, dia akan menghargai atau menyebut kebaikan kamu
-Jika dia melihat sesuatu yang tidak baik daripada kamu, dia akan menutupnya;
-Jika engkau meminta bantuan daripadanya, dia akan mengusahakannya;
-Jika engkau berdiam diri (kerana malu hendak meminta), dia akan menanyakan kesusahan kamu;
-Jika datang sesuatu bencana menimpa dirimu, dia akan meringankan kesusahan kamu;
-Jika engkau berkata kepadanya, nescaya dia akan membenarkan kamu;
-Jika engkau merancangkan sesuatu, nescaya dia akan membantu kamu;
-Jika kamu berdua berselisih faham, nescaya dia lebih senang mengalah untuk menjaga kepentinga persahabatan;
-Dia membantumu menunaikan tanggungjawab serta melarang melakukan perkara buruk dan maksiat;
-Dia mendorongmu mencapai kejayaan di dunia dan akhirat.
Sebagai remaja yang terlepas daripada pandangan ayah ibu berhati-hatilah jika memilih kawan. Kerana kawan, kita bahagia tetapi kawan juga boleh menjahanamkan kita.
yang lalu biarlah berlalu
Mengingat dan mengenang masa lalu kemudian bersedih hati kerananya dan mengenang kegagalan didalamnya merupakan tindakan bodoh dan gila. Itu sama artinya dengan membunuh semangat, memupuskan tekad dan mengubur masa depan yang belum terjadi.
Bagi orang yang berfikir, fail masa lalu akan disimpan dan tidak perlu dibuka dan dipersoalkan. Cukuplah ia ditutup rapat-rapat, lalu disimpan dalam 'ruang' penglupaan, diikat dengan tali yang kuat dalam 'penjara' hingga ia tidak dapat keluar selamanya. Atau diletakkan di dalam ruang gelap yang tidak tertembus oleh cahaya karena masa lalu telah berlalu dan sudah selesai. Kesedihan tidak akan mampu mengembalikannya lagi, keresahan tidak akan sanggup memperbaikinya kembali, kegelisahan tidak akan mampu merubahnya menjadi terang dan kebingungan tidak akan dapat menghidupkannya kembali karena ia memang sudah tidak ada.
Jangan pernah hidup dalam mimpi buruk masa lalu atau di bawah payung gelap masa silam. Selamatkan diri anda dari bayangan masa lalu. Apakah anda ingin mengembalikan air sungai ke hulunya, matahari ke tempat terbitnya, mengembalikan bayi ke rahim ibunya dan air mata ke dalam kelopak mata? Ingatlah, meratapi masa lalu dan menangisinya akan membuatmu terbakar dengan apinya. Kembali ke masa lalu sama sahaja dengan meletakkan anda dalam kemelut dan tragedi yang sangat dahsyat dan menakutkan.
Membaca kembali lembaran masa lalu hanya akan memupuskan masa depan, mengendurkan semangat, dan menyia-nyiakan waktu yang sangat berharga. Dalam al-Qur'an, setiap kali selesai menerangkan keadaan suatu kaum dan apa sahaja yang telah mereka lakukan, Allah selalu mengatakan, "yang demikian itu adalah satu umat yang sudah berlalu." Begitulah, ketika suatu perkara tamat, maka selesai pula urusannya. Dan tidak ada gunanya mengurai kembali bangkai zaman dan memutar kembali roda sejarah.
Orang yang berusaha kembali ke masa lalu, adalah tidak ubahnya orang yang menumbuk tepung, atau orang yang menggergaji serbuk kayu. Malahan, terdapat ungkapan lama bagi orang yang selalu meratapi masa lalunya demikian: "Janganlah engkau mengeluarkan mayat-mayat itu dari kuburnya." Dan ada disebutkan orang yang memahami bahasa binatang, sekawanan binatang sering bertanya kepada seekor keledai begini, "Mengapa engkau tidak menarik kereta lagi?", jawab keledai "Aku benci khayalan,".
Adalah bencana besar, apabila kita sanggup mengabaikan masa depan dengan hanya menyibukkan diri dengan masa lalu. Itu sama halnya dengan kita mengabaikan istana-istana yang indah dengan sibuk meratapi runtuhan bangunan lama. Padahal, biarpun seluruh manusia dan jin bersatu untuk mengembalikan semua hal yang telah berlalu, niscaya mereka tidak akan pernah mampu. Ini kerana yang demikian itu sudah mustahil pada asalnya.
Orang yang berfikiran jernih tidak perlu menoleh ke belakang. Ini kerana angin akan terus berhembus ke depan, air akan terus mengalir ke depan, setiap kafilah akan berjalan ke depan, dan segala sesuatu bergerak maju ke depan. Maka itu, janganlah pernah melawan arus dan aturan hidup, sunnah alam.
Friday, August 13, 2010
cinta ALLAH....
Memang sakit bila cinta yg kita dambakan selama ini tak dihargai oleh insan yg bernama kekasih,apatah lagi kita dibuang begitu saja... tapi,itulah juga petanda terbaik untuk diri dan kehidupan kita pada masa akan datang.
1. memang ALLAH sengaja menemukan kita dengan orang yg salah supaya apabila kita bertemu jodoh yg sebenar,masih ada rasa syukur kita pada ketentuanNYA.
2. memang ALLAH sengaja menemukan kita dengan orang yg salah supaya kita dapat menjadi penilai yg baik.
3. memang ALLAH sengaja menemukan kita dengan orang yg salah supaya kita sedar bahawa kita hanyalah makhluk yg sentiasa mengharapkan pertolongan ALLAH.
4. memang ALLAH sengaja menemukan kita dengan orang yg salah supaya kita dapat KASIH SAYANG YANG TERBAIK,KHAS UNTUK DIRI KITA.
5. memang ALLAH sengaja menemukan kita dengan orang yg salah supaya kita sedar bahawa ALLAH MAHA PEMURAH & PENYAYANG kerana mengingatkan kita bahawa dia bukanlah pilihan yg hebat untuk kita dan kehidupan kita pada masa depan...
6. memang ALLAH sengaja menemukan kita dengan orang yg salah supaya kita dapat mengutip pengalaman yg tak semua orang berpeluang untuk mengalaminya.
7. memang ALLAH sengaja menemukan kita dengan orang yg salah supaya kita jadi MANUSIA YG HEBAT JIWANYA.
8. memang ALLAH sengaja menemukan kita dengan orang yg salah supaya kita lebih faham bahawa CINTA YG TERBAIK HANYA ADA BERSAMA ALLAH.
9. memang ALLAH sengaja menemukan kita dengan orang yg salah supaya kita LEBIH MENGENALI KEHIDUPAN YG TAK SELAMANYA KEKAL.
Wahai sahabat yg kecewa,menderita dan sengsara kerana cinta, fahamilah bahawa kehidupan kita makin sampai ke penghujungnya.
Hari esok pun kita sendiri tak pasti samada menjadi milik kita. Gapailah keredhaan ALLAH dengan melaksanakan suruhanNYA, dan meninggalkan laranganNYA..
PERCAYALAH sesungguhnya ALLAH malu untuk menolak permintaan hambaNYA yg menadah tangan meminta dengan penuh pengharapan HANYA kepadaNYA..
Aku Nak Jadi Orang
www.iluvislam.com
Oleh : sebaik2nikmat
Editor : almusafirq8
Petang itu cahayanya cerah. Angin bertiup sepoi-sepoi bahasa meniupkan pelepah-pelepah kelapa menggambarkan suasana desa kampung yang harmoni. Beberapa ekor bangau melepak bersama kerbau-kerbau di kawasan sawah padi seolah-olah memberitahu terdapatnya jalinan utuh antara mereka bersama. Pokok-pokok rambutan yang lebat buahnya menzahirkan keindahan ciptaan Ilahi.
Tanpa disedari, sebenarnya mereka semua sedang bertasbih dan memuji Allah, tanda taat kepada-Nya.
Khairul dan ayahnya sedang berehat di atas kerusi ringkas di bawah sepohon jambu yang tidak berbuah. Seperti biasa, mereka berbual-bual tentang isu semasa. Tetapi petang itu, dia ingin mengutarakan soalan yang lama terpendam dalam hati kepada ayahnya.
"Abah, Khairul nak tanya sikit boleh?", kata Khairul.
"Tanyalah", jawab ayahnya.
"Sebenarnya, Khairul tak ada cita-cita. Khairul tak tahu nak jadi bila besar nanti. Abah nak Khairul jadi apa?", kata Khairul sambil memandang wajah ayahnya menantikan sebuah jawapan.
Lantas perlahan-lahan ayahnya meletakkan tangan ke atas bahu Khairul dan berpaut padanya seperti sepasang sahabat yang sangat rapat sambil mengalirkan arus kasih sayang kepada anak sulungnya itu.
"Khairul, abah nak Khairul jadi orang. Itu saja", jawabnya ringkas.
Lantas dengan laju jari-jemari Khairul menggaru kulit kepalanya yang tidak gatal sambil mempamerkan wajah pelik kepada ayahnya tanda tidak faham dengan kata-kata ayahnya.
Melihat Khairul begitu, ayahnya tersenyum sambil berkata, "tak mengapalah Khairul, suatu hari nanti Khairul akan faham".
Khairul tidak berpuas hati dengan jawapan ayahnya itu. Malam itu, dia mengutarakan soalan yang sama kepada ibunya mengharapkan jawapan yang memuaskan hatinya. Tapi, jawapan yang sama diberi ibunya.
"Mak nak Khairul jadi orang", kata ibunya.
"Memang Khairul orang pun mak", kata Khairul tanpa menyedari jarinya sudah melekat sekali lagi menggaru kulit kepala yang tidak gatal. Ibunya tersenyum melihat gelagat anak kesayangannya itu.
"Nanti khairul dah besar nanti, Khairul fahamlah tu", kata ibunya.
Beberapa hari selepas itu, berlakulah satu peristiwa yang tidak dapat dilupakan Khairul sampai sekarang. Sudah menjadi kebiasaan Khairul dan kawan-kawannya bermain 'kad tepuk'. 'Kad tepuk' ini merupakan sebuah permainan kanak-kanak yang berbentuk perjudian. Dengan berbekalkan duit syiling 10 sen, sepapan kad yang mempunyai pelbagai gambar di depan dan nombor kad terup di belakang dibeli.
Apabila hendak bermain, setiap pemain dikehendaki bertaruh sebanyak beberapa keping kad. Apabila 'line clear', atau tiada guru, maka berlaku pertandingan tepuk-menepuk antara mereka. Setiap kad yang bejaya diterbalikkan angin hasil tepukan, menjadi milik kekal penepuk itu. Nah, inilah bentuk-bentuk perjudian halus yang dilakukan Khairul. Tapi ketika itu, Khairul tidak tahu definasi sebenar judi kerana dia masih kanak-kanak. Malam itu, seperti biasa, ibunya ingin menyemak hasil pembelajarannya di sekolah. Tapi, kad hasil kemenangan tadi yang dijumpai.
"Aduh, habislah aku. Lupa pulak nak simpan tadi," Khairul bermonolog sendirian.
"Khairul! Apa benda ni?," tanya ibunya dengan nada marah sambil menunjukkan kad itu kepada Khairul. Khairul hanya mampu menunduk.
Lantas ibunya bangun mengambil sebatang rotan yang sederhana saiznya tapi besar impaknya dalam hidup Khairul. Jantung Khairul berdegup kencang bagaikan enjin motor ayahnya kerana takutkan rotan itu.
"Tahu tak apa ni?," tanya ibunya.
"Kad judi," jawabnya.
"Selama ni mak hantar pergi sekolah suruh belajar bukan suruh main benda ni. Tadah tangan cepat!", perintah ibunya.
Maka tangan Khairul pun dicium rotan itu tanda sayang seorang ibu yang ingin membentuk anaknya menjadi anak yang soleh.
"Ingat, mak nak Khairul jadi orang, bukan binatang", kata ibunya.
Tapi Khairul yang masih kecil ketika itu masih tidak memahami maksud ibunya. "Khairul memang orang. Bukan binatang", dia bermonolog sendirian tanda protes tapi dalam diam sahaja.
Sejak kecil lagi Khairul sudah diterapkan dengan nilai-nilai Islami. Khairul dipaksa pergi ke surau sebelum masuk waktu, membaca Al-quran setiap hari, dan macam-macam lagi. Tujuannya hanya satu, untuk melatih Khairul menjadi 'orang'. Pada mulanya Khairul tidak suka diperlakukan sedemikian rupa tapi pabila dia sudah biasa, Khairul merasa halawatul iman dan jatuh cinta kepada Islam dan Penciptanya.
Alhamdulillah, Khairul telah mendapat keputusan cemerlang dalam UPSR dan ditawarkan ke SMKA Kerian. Maka, dia terus dilatih menjadi insan yang lebih baik daripada sebelumnya.
"Jadikan hari ini lebih baik daripada semalam dan hari esok lebih baik daripada hari ini."
Itulah perinsip yang dipegang Khairul. Semakin hari, dia semakin memahami maksud kedua orang tuanya iaitu menjadi 'orang', bukan 'binatang'. Setiap hari, Khairul terus berusaha untuk majukan dirinya dengan mengimbangkan ketiga-tiga perkara ini, iaitu jasmani, akal dan roh. Dia bermain setiap petang, berusaha dalam pembelajarannya dan beribadah dengan istiqamah. Dia ingin bertawazzun (mengimbangkan) ketiga-tiga perkara ini supaya dirinya menjadi seorang muslim yang berjaya.
Tahun demi tahun berlalu, Khairul telah mendapat keputusan yang cemerlang dalam PMR. Pada suatu ketika di satu per tiga malam,dia berkhalwat seorang diri sambil bermuhasabah diri. Dia mengimbau kenangan dan dosa yang terdahulu lalu teringat pesan kedua orang tuanya yang mahukan dia menjadi 'orang'.
"Abah, mak, Khairul dah berjaya jadi 'orang'. Terima kasih banyak-banyak abah, mak, sebab didik Khairul. Khairul akan berusaha bersungguh-sungguh untuk berjaya dunia akhirat. InsyaAllah." Khairul bermonolog sendirian sambil menitiskan air mata lantas berdoa.
''Ya Allah, ampunilah dosa-dosa kedua ibu bapaku dan kasihilah mereka sepertimana mereka mengasihiku sewaktu aku masih kecil''.
Glosari :-
- monolog : dialog dengan diri sendiri
- halawatul : kemanisan
- istiqamah : berterusan
- khalwat : duduk bersendirian
www.iluvislam.com
Oleh : sebaik2nikmat
Editor : almusafirq8
Petang itu cahayanya cerah. Angin bertiup sepoi-sepoi bahasa meniupkan pelepah-pelepah kelapa menggambarkan suasana desa kampung yang harmoni. Beberapa ekor bangau melepak bersama kerbau-kerbau di kawasan sawah padi seolah-olah memberitahu terdapatnya jalinan utuh antara mereka bersama. Pokok-pokok rambutan yang lebat buahnya menzahirkan keindahan ciptaan Ilahi.
Tanpa disedari, sebenarnya mereka semua sedang bertasbih dan memuji Allah, tanda taat kepada-Nya.
Khairul dan ayahnya sedang berehat di atas kerusi ringkas di bawah sepohon jambu yang tidak berbuah. Seperti biasa, mereka berbual-bual tentang isu semasa. Tetapi petang itu, dia ingin mengutarakan soalan yang lama terpendam dalam hati kepada ayahnya.
"Abah, Khairul nak tanya sikit boleh?", kata Khairul.
"Tanyalah", jawab ayahnya.
"Sebenarnya, Khairul tak ada cita-cita. Khairul tak tahu nak jadi bila besar nanti. Abah nak Khairul jadi apa?", kata Khairul sambil memandang wajah ayahnya menantikan sebuah jawapan.
Lantas perlahan-lahan ayahnya meletakkan tangan ke atas bahu Khairul dan berpaut padanya seperti sepasang sahabat yang sangat rapat sambil mengalirkan arus kasih sayang kepada anak sulungnya itu.
"Khairul, abah nak Khairul jadi orang. Itu saja", jawabnya ringkas.
Lantas dengan laju jari-jemari Khairul menggaru kulit kepalanya yang tidak gatal sambil mempamerkan wajah pelik kepada ayahnya tanda tidak faham dengan kata-kata ayahnya.
Melihat Khairul begitu, ayahnya tersenyum sambil berkata, "tak mengapalah Khairul, suatu hari nanti Khairul akan faham".
Khairul tidak berpuas hati dengan jawapan ayahnya itu. Malam itu, dia mengutarakan soalan yang sama kepada ibunya mengharapkan jawapan yang memuaskan hatinya. Tapi, jawapan yang sama diberi ibunya.
"Mak nak Khairul jadi orang", kata ibunya.
"Memang Khairul orang pun mak", kata Khairul tanpa menyedari jarinya sudah melekat sekali lagi menggaru kulit kepala yang tidak gatal. Ibunya tersenyum melihat gelagat anak kesayangannya itu.
"Nanti khairul dah besar nanti, Khairul fahamlah tu", kata ibunya.
Beberapa hari selepas itu, berlakulah satu peristiwa yang tidak dapat dilupakan Khairul sampai sekarang. Sudah menjadi kebiasaan Khairul dan kawan-kawannya bermain 'kad tepuk'. 'Kad tepuk' ini merupakan sebuah permainan kanak-kanak yang berbentuk perjudian. Dengan berbekalkan duit syiling 10 sen, sepapan kad yang mempunyai pelbagai gambar di depan dan nombor kad terup di belakang dibeli.
Apabila hendak bermain, setiap pemain dikehendaki bertaruh sebanyak beberapa keping kad. Apabila 'line clear', atau tiada guru, maka berlaku pertandingan tepuk-menepuk antara mereka. Setiap kad yang bejaya diterbalikkan angin hasil tepukan, menjadi milik kekal penepuk itu. Nah, inilah bentuk-bentuk perjudian halus yang dilakukan Khairul. Tapi ketika itu, Khairul tidak tahu definasi sebenar judi kerana dia masih kanak-kanak. Malam itu, seperti biasa, ibunya ingin menyemak hasil pembelajarannya di sekolah. Tapi, kad hasil kemenangan tadi yang dijumpai.
"Aduh, habislah aku. Lupa pulak nak simpan tadi," Khairul bermonolog sendirian.
"Khairul! Apa benda ni?," tanya ibunya dengan nada marah sambil menunjukkan kad itu kepada Khairul. Khairul hanya mampu menunduk.
Lantas ibunya bangun mengambil sebatang rotan yang sederhana saiznya tapi besar impaknya dalam hidup Khairul. Jantung Khairul berdegup kencang bagaikan enjin motor ayahnya kerana takutkan rotan itu.
"Tahu tak apa ni?," tanya ibunya.
"Kad judi," jawabnya.
"Selama ni mak hantar pergi sekolah suruh belajar bukan suruh main benda ni. Tadah tangan cepat!", perintah ibunya.
Maka tangan Khairul pun dicium rotan itu tanda sayang seorang ibu yang ingin membentuk anaknya menjadi anak yang soleh.
"Ingat, mak nak Khairul jadi orang, bukan binatang", kata ibunya.
Tapi Khairul yang masih kecil ketika itu masih tidak memahami maksud ibunya. "Khairul memang orang. Bukan binatang", dia bermonolog sendirian tanda protes tapi dalam diam sahaja.
Sejak kecil lagi Khairul sudah diterapkan dengan nilai-nilai Islami. Khairul dipaksa pergi ke surau sebelum masuk waktu, membaca Al-quran setiap hari, dan macam-macam lagi. Tujuannya hanya satu, untuk melatih Khairul menjadi 'orang'. Pada mulanya Khairul tidak suka diperlakukan sedemikian rupa tapi pabila dia sudah biasa, Khairul merasa halawatul iman dan jatuh cinta kepada Islam dan Penciptanya.
Alhamdulillah, Khairul telah mendapat keputusan cemerlang dalam UPSR dan ditawarkan ke SMKA Kerian. Maka, dia terus dilatih menjadi insan yang lebih baik daripada sebelumnya.
"Jadikan hari ini lebih baik daripada semalam dan hari esok lebih baik daripada hari ini."
Itulah perinsip yang dipegang Khairul. Semakin hari, dia semakin memahami maksud kedua orang tuanya iaitu menjadi 'orang', bukan 'binatang'. Setiap hari, Khairul terus berusaha untuk majukan dirinya dengan mengimbangkan ketiga-tiga perkara ini, iaitu jasmani, akal dan roh. Dia bermain setiap petang, berusaha dalam pembelajarannya dan beribadah dengan istiqamah. Dia ingin bertawazzun (mengimbangkan) ketiga-tiga perkara ini supaya dirinya menjadi seorang muslim yang berjaya.
Tahun demi tahun berlalu, Khairul telah mendapat keputusan yang cemerlang dalam PMR. Pada suatu ketika di satu per tiga malam,dia berkhalwat seorang diri sambil bermuhasabah diri. Dia mengimbau kenangan dan dosa yang terdahulu lalu teringat pesan kedua orang tuanya yang mahukan dia menjadi 'orang'.
"Abah, mak, Khairul dah berjaya jadi 'orang'. Terima kasih banyak-banyak abah, mak, sebab didik Khairul. Khairul akan berusaha bersungguh-sungguh untuk berjaya dunia akhirat. InsyaAllah." Khairul bermonolog sendirian sambil menitiskan air mata lantas berdoa.
''Ya Allah, ampunilah dosa-dosa kedua ibu bapaku dan kasihilah mereka sepertimana mereka mengasihiku sewaktu aku masih kecil''.
Glosari :-
- monolog : dialog dengan diri sendiri
- halawatul : kemanisan
- istiqamah : berterusan
- khalwat : duduk bersendirian
cerita satu jumaat...
Pada setiap Jumaat, selepas selesai menunaikan solat Jumaat, seorang Imam
dan anaknya yang berumur 7 tahun akan berjalan menyusuri jalan di kota itu
dan menyebarkan risalah bertajuk "Jalan-jalan Syurga" dan beberapa karya
Islamik yang lain.
Pada satu Jumaat yang indah, pada ketika Imam dan anaknya itu hendak keluar
seperti biasa meghulurkan risalah-risalah Islam itu, hari itu menjadi amat
dingin dan hujan mulai turun.
Anak kecil itu mula membetulkan jubahnya yang masih kering dan panas dan
seraya berkata "Ayah! Saya dah bersedia"
Ayahnya terkejut dan berkata "Bersedia untuk apa?". "Ayah bukankah ini
masanya kita akan keluar menyampaikan risalah Allah"
"Anakku! Bukankah sejuk keadaan di luar tu dan hujan juga agak lebat"
"Ayah bukankah masih ada manusia yang akan masuk neraka walaupun ketika
hujan turun"
Ayahnya menambah "Ayah tidak bersedia hendak keluar dalam keadaan cuaca
sebegini"
Dengan merintih anaknya merayu "Benarkan saya pergi ayah?"
Ayahnya berasa agak ragu-ragu namun menyerahkan risalah-risalah itu kepada
anaknya "Pergilah nak dan berhati-hatilah. Allah bersama-sama kamu!"
"Terima kasih Ayah" Dengan wajah bersinar-sinar anaknya itu pergi meredah
hujan dan susuk tubuh kecil itu hilang dalam kelebatan hujan itu.
Anak kecil itu pun menyerahkan risalah-risalah tersebut kepada sesiapa pun
yang dijumpainya. Begitu juga dia akan mengetuk setiap rumah dan memberikan
risalah itu kepada penghuninya.
Setelah dua jam, hanya tinggal satu saja risalah "Jalan-jalan Syurga" ada
pada tangannya. DIa berasakan tanggungjawabnya tidak akan selesai jika masih
ada risalah di tangannya. Dia berpusing-pusing ke sana dan ke mari mencari
siapa yang akan diserahkan risalah terakhirnya itu namun gagal.
Akhirnya dia ternampak satu rumah yang agak terperosok di jalan itu dan mula
mengatur langkah menghampiri rumah itu. Apabila sampai sahaja anak itu di
rumah itu, lantas ditekannya loceng rumah itu sekali. Ditunggunya sebentar
dan ditekan sekali lagi namun tiada jawapan. Diketuk pula pintu itu namun
sekali lagi tiada jawapan. Ada sesuatu yang memegangnya daripada pergi,
mungkin rumah inilah harapannya agar risalah ini diserahkan. Dia mengambil
keputusan menekan loceng sekali lagi. Akhirnya pintu rumah itu dibuka.
Berdiri di depan pintu adalah seorang perempuan dalam lingkungan 50an.
Mukanya suram dan sedih. "Nak, apa yang makcik boleh bantu?"
Wajahnya bersinar-sinar seolah-olah malaikat yang turun dari langit.
"Makcik, maaf saya mengganggu, saya hanya ingin menyatakan yang ALLAH amat
sayangkan makcik dan sentiasa memelihara makcik. Saya datang ini hanya
hendak menyerahkan risalah akhir ini dan makcik adalah orang yang paling
bertuah". Dia senyum dan tunduk hormat sebelum melangkah pergi.
"Terima kasih nak dan Tuhan akan melindungi kamu" dalam nada yang lembut
Minggu berikutnya sebelum waktu solat Jumaat bermula, seperti biasa Imam
memberikan ceramahnya. Sebelum selesai dia bertanya "Ada sesiapa nak
menyatakan sesuatu"
Tiba-tiba sekujur tubuh bangun dengan perlahan dan berdiri. Dia adalah
perempuan separuh umur itu. "Saya rasa tiada sesiapa dalam perhimpunan ini
yang kenal saya. Saya tak pernah hadir ke majlis ini walaupun sekali. Untuk
pengetahuan anda, sebelum Jumaat minggu lepas saya bukan seorang Muslim.
Suami saya meninggal beberapa tahun lepas dan meninggalkan saya keseorangan
dalam dunia ini" Air mata mulai bergenang di kelopak matanya.
"Pada Jumaat minggu lepas saya mengambil keputusan untuk membunuh diri. Jadi
saya ambil kerusi dan tali. Saya letakkan kerusi di atas tangga menghadap
anak tangga menuruni. Saya ikat hujung tali di galang atas dan hujung satu
lagi diketatkan di leher. Apabila tiba saat saya untuk terjun, tiba-tiba
loceng rumah saya berbunyi. Saya tunggu sebentar, pada anggapan saya, siapa
pun yang menekan itu akan pergi jika tidak dijawab. Kemudian ia berbunyi
lagi. Kemudian saya mendengar ketukan dan loceng ditekan sekali lagi".
"Saya bertanya sekali lagi. Belum pernah pun ada orang yang tekan loceng ini
setelah sekian lama. Lantas saya melonggarkan tali di leher dan terus pergi
ke pintu"
"Seumur hidup saya belum pernah saya melihat anak yang comel itu.
Senyumannya benar-benar ikhlas dan suaranya seperti malaikat". "Makcik, maaf
saya mengganggu, saya hanya ingin menyatakan yang ALLAH amat sayangkan
makcik dan sentiasa memelihara makcik" itulah kata-kata yang paling indah
yang saya dengar".
"Saya melihatnya pergi kembali menyusuri hujan. Saya kemudian menutup pintu
dan terus baca risalah itu setiap muka surat. Akhirnya kerusi dan tali yang
hampir-hampir menyentap nyawa saya diletakkan semula ditempat asal mereka.
Aku tak perlukan itu lagi".
"Lihatlah, sekarang saya sudah menjadi seorang yang bahagia, yang menjadi
hamba kepada Tuhan yang satu ALLAH. Di belakang risalah terdapat alamat ini
dan itulah sebabnya saya di sini hari ini. Jika tidak disebabkan malaikat
kecil yang datang pada hari itu tentunya roh saya ini akan berada
selama-lamanya di dalam neraka"
Tiada satu pun anak mata di masjid itu yang masih kering. Ramai pula yang
berteriak dan bertakbir ALLAHUAKBAR!
Imam lantas turun dengan pantas dari mimbar lantas terus memeluk anaknya
yang berada di kaki mimbar dan menangis sesungguh-sungguh hatinya.
Jumaat ini dikira Jumaat yang paling indah dalam hidupnya. Tiada anugerah
yang amat besar dari apa yang dia ada pada hari ini. Iaitu anugerah yang
sekarang berada di dalam pelukannya. Seorang anak yang seumpama malaikat.
Biarkanlah air mata itu menitis. Air mata itu anugerah ALLAH kepada
makhlukNya yang penyayang
Panjangkanlah risalah ini. Ingat ALLAH sentiasa menyayangi dan memelihara
kamu!
TAKBIR!! ALLAHUAKBAR!
dan anaknya yang berumur 7 tahun akan berjalan menyusuri jalan di kota itu
dan menyebarkan risalah bertajuk "Jalan-jalan Syurga" dan beberapa karya
Islamik yang lain.
Pada satu Jumaat yang indah, pada ketika Imam dan anaknya itu hendak keluar
seperti biasa meghulurkan risalah-risalah Islam itu, hari itu menjadi amat
dingin dan hujan mulai turun.
Anak kecil itu mula membetulkan jubahnya yang masih kering dan panas dan
seraya berkata "Ayah! Saya dah bersedia"
Ayahnya terkejut dan berkata "Bersedia untuk apa?". "Ayah bukankah ini
masanya kita akan keluar menyampaikan risalah Allah"
"Anakku! Bukankah sejuk keadaan di luar tu dan hujan juga agak lebat"
"Ayah bukankah masih ada manusia yang akan masuk neraka walaupun ketika
hujan turun"
Ayahnya menambah "Ayah tidak bersedia hendak keluar dalam keadaan cuaca
sebegini"
Dengan merintih anaknya merayu "Benarkan saya pergi ayah?"
Ayahnya berasa agak ragu-ragu namun menyerahkan risalah-risalah itu kepada
anaknya "Pergilah nak dan berhati-hatilah. Allah bersama-sama kamu!"
"Terima kasih Ayah" Dengan wajah bersinar-sinar anaknya itu pergi meredah
hujan dan susuk tubuh kecil itu hilang dalam kelebatan hujan itu.
Anak kecil itu pun menyerahkan risalah-risalah tersebut kepada sesiapa pun
yang dijumpainya. Begitu juga dia akan mengetuk setiap rumah dan memberikan
risalah itu kepada penghuninya.
Setelah dua jam, hanya tinggal satu saja risalah "Jalan-jalan Syurga" ada
pada tangannya. DIa berasakan tanggungjawabnya tidak akan selesai jika masih
ada risalah di tangannya. Dia berpusing-pusing ke sana dan ke mari mencari
siapa yang akan diserahkan risalah terakhirnya itu namun gagal.
Akhirnya dia ternampak satu rumah yang agak terperosok di jalan itu dan mula
mengatur langkah menghampiri rumah itu. Apabila sampai sahaja anak itu di
rumah itu, lantas ditekannya loceng rumah itu sekali. Ditunggunya sebentar
dan ditekan sekali lagi namun tiada jawapan. Diketuk pula pintu itu namun
sekali lagi tiada jawapan. Ada sesuatu yang memegangnya daripada pergi,
mungkin rumah inilah harapannya agar risalah ini diserahkan. Dia mengambil
keputusan menekan loceng sekali lagi. Akhirnya pintu rumah itu dibuka.
Berdiri di depan pintu adalah seorang perempuan dalam lingkungan 50an.
Mukanya suram dan sedih. "Nak, apa yang makcik boleh bantu?"
Wajahnya bersinar-sinar seolah-olah malaikat yang turun dari langit.
"Makcik, maaf saya mengganggu, saya hanya ingin menyatakan yang ALLAH amat
sayangkan makcik dan sentiasa memelihara makcik. Saya datang ini hanya
hendak menyerahkan risalah akhir ini dan makcik adalah orang yang paling
bertuah". Dia senyum dan tunduk hormat sebelum melangkah pergi.
"Terima kasih nak dan Tuhan akan melindungi kamu" dalam nada yang lembut
Minggu berikutnya sebelum waktu solat Jumaat bermula, seperti biasa Imam
memberikan ceramahnya. Sebelum selesai dia bertanya "Ada sesiapa nak
menyatakan sesuatu"
Tiba-tiba sekujur tubuh bangun dengan perlahan dan berdiri. Dia adalah
perempuan separuh umur itu. "Saya rasa tiada sesiapa dalam perhimpunan ini
yang kenal saya. Saya tak pernah hadir ke majlis ini walaupun sekali. Untuk
pengetahuan anda, sebelum Jumaat minggu lepas saya bukan seorang Muslim.
Suami saya meninggal beberapa tahun lepas dan meninggalkan saya keseorangan
dalam dunia ini" Air mata mulai bergenang di kelopak matanya.
"Pada Jumaat minggu lepas saya mengambil keputusan untuk membunuh diri. Jadi
saya ambil kerusi dan tali. Saya letakkan kerusi di atas tangga menghadap
anak tangga menuruni. Saya ikat hujung tali di galang atas dan hujung satu
lagi diketatkan di leher. Apabila tiba saat saya untuk terjun, tiba-tiba
loceng rumah saya berbunyi. Saya tunggu sebentar, pada anggapan saya, siapa
pun yang menekan itu akan pergi jika tidak dijawab. Kemudian ia berbunyi
lagi. Kemudian saya mendengar ketukan dan loceng ditekan sekali lagi".
"Saya bertanya sekali lagi. Belum pernah pun ada orang yang tekan loceng ini
setelah sekian lama. Lantas saya melonggarkan tali di leher dan terus pergi
ke pintu"
"Seumur hidup saya belum pernah saya melihat anak yang comel itu.
Senyumannya benar-benar ikhlas dan suaranya seperti malaikat". "Makcik, maaf
saya mengganggu, saya hanya ingin menyatakan yang ALLAH amat sayangkan
makcik dan sentiasa memelihara makcik" itulah kata-kata yang paling indah
yang saya dengar".
"Saya melihatnya pergi kembali menyusuri hujan. Saya kemudian menutup pintu
dan terus baca risalah itu setiap muka surat. Akhirnya kerusi dan tali yang
hampir-hampir menyentap nyawa saya diletakkan semula ditempat asal mereka.
Aku tak perlukan itu lagi".
"Lihatlah, sekarang saya sudah menjadi seorang yang bahagia, yang menjadi
hamba kepada Tuhan yang satu ALLAH. Di belakang risalah terdapat alamat ini
dan itulah sebabnya saya di sini hari ini. Jika tidak disebabkan malaikat
kecil yang datang pada hari itu tentunya roh saya ini akan berada
selama-lamanya di dalam neraka"
Tiada satu pun anak mata di masjid itu yang masih kering. Ramai pula yang
berteriak dan bertakbir ALLAHUAKBAR!
Imam lantas turun dengan pantas dari mimbar lantas terus memeluk anaknya
yang berada di kaki mimbar dan menangis sesungguh-sungguh hatinya.
Jumaat ini dikira Jumaat yang paling indah dalam hidupnya. Tiada anugerah
yang amat besar dari apa yang dia ada pada hari ini. Iaitu anugerah yang
sekarang berada di dalam pelukannya. Seorang anak yang seumpama malaikat.
Biarkanlah air mata itu menitis. Air mata itu anugerah ALLAH kepada
makhlukNya yang penyayang
Panjangkanlah risalah ini. Ingat ALLAH sentiasa menyayangi dan memelihara
kamu!
TAKBIR!! ALLAHUAKBAR!
Tak kenal maka tak Cinta...
Assalamualaikum...
salam perkenalan...
Orang kata kalu x kenal maka x cinta...
jadi sebelum terlambat...
izinkan lah saya mengperkenal kan diri saya...
nama saya Nor Haziqah...anak perempuan sulung daripada 6 orang adik beradik dan mempunyai seorang abang dan 4 orang adik...
saya dilahirkan pada tanggal 12 september 1991 bersamaan 3 Rabiulawal 1412...
saya seorang yang berbadan agak berisi(mantap kata orang) tinggi saya 159 cm...
seorang yang banyak cakap juga...
mungkin sikit peramah dan suka bercerita...
seorang yang nakal dan suka berjalan(pada penilaian diri saya sendiri,tidak tahu apa pandangan orang terhadap saya)
saya mempunyai satu minat yang agak obsess..dan orang lain agal cemburu dengan saya..
saya amat meminati watak kartun Mickey Mouse...Kenapa?
sebab ia adalah satu watak yang sangat comel dan menarik...
dari segi sifat wataknya juga menunjukkan ia adalah satu watak yang sangat baik...
menurut kamus dwibahasa Oxford Fajar MICKEY membawa maksud mengusik...
dan saya juga seorang yang suka mengusik...
kegemaran saya..
saya suka warna biru,purple,n white...
minuman kesukaan saya ialah teh ais dan saya suka makanan yang pedas dan sedap...
saya suka melakukan aktiviti outdoor...
saya juga suka membaca buku-buku motivasi dan pakar motivasi yang saya minat ialah Dr.HM Tuah Iskandar al-haj dan Dato Dr.Fadilah Kamsah..
saya juga suka mengumpul barang-barang yang berkaitan dengan mickey mouse seperti stiker,buku,beg,dompet,dan mcam2 lagi..
saya juga mmpunyai satu Mickey yang menemani tidur saya dan ia juga adalah teman saya ketika saya sunyi dan sedih(pelik kan berkawan dengan Mickey)
walau bagaimana pun, saya tetap mempunyai ramai kawan dari seluruh negeri dan berbagai bangsa..(ceh...)
jadi..saya amat suka berkawan dan suka mencari kawan yang ikhlas berkawan dengan saya...
jadi sudi2 kanlah menegur saya...
salam perkenalan buat semua
Thursday, August 12, 2010
sayang SEMUA
salam Ramadhan...
dah 2 hari puasa...
lagi baper jam nak sahur...
so cam ner puasa?
ok?
hermmm....x seronok2..
x best lah...
dah 2 hari sahur sorang2...
3 kali x p tarawih...
x da kawan lah...
akk ku semua balik kelas lambat...
jd aq kena lah berseorangan menunggu wak2 berbuka...
herm...
rindunya waktu bulan2 puasa yang llu...
mungkin lain taun,lain cerita..kan?
x per lah pengalamankan..
sabar je lah...semoga diberkati...
kehidupan x sellunya indah...
langit x sellu nya cerah..
itu semua ketentuan Tuhan...
ehmherm...
x sabar nak peluk mak...
rindu sangat...
mak bz sekarang,bisnesswoman lah kata kan...
dah bz,susah nak borak lama...
tp x per lah..
kak ika doakan mak success sellu..
dimurahkan rezeki dipanjangkan usia...
dan diberkati sellu...
kak ika sayang mak n abah sellu...
abang mie,herm terima kasih atas perhatian ko kat aq...
terharu aq...aq ingat ko x kesah sangat ngan aq...
upanya ko lah abang aq yang ta best...
aq sayang ko sangat2...
semoga ko berjaya dalam segala aper yang ko lakukan..
aq juga doakan jodoh ko ngan kak timah berkekalan...
korang pasangan yang sangat comel...
hihihi..
jadi...
untuk mmbalas jasa kamu semua...
Kak Ika akan menempuhi segala dugaan hidup dengan tabah dan memperolehi kejayaan dunia dan akhirat...
doakan kejayaan kak ika...
Ya ALLAH, Engkau berkatikanlah usaha ku.ENgkau ampunilah segala dosa2 ku yanglalu mahupun yang akan datang...
Aku memohon kepada mu YAALLAH, Engkau berkatikan lah segala usaha kedua ibu bapa ku...
Engkau ampuni lah dosa mereka dan kasihini lah meraka seperti mana mereka mengasihi ku sepanjang hayat ku....AMIN...
Tuesday, August 10, 2010
hari pertama puasa diUPSI
Rabu 11 Ogos 2010
1 Ramadhan 1431
selamat berpuasa awak...
bangun sahur jam 5 pagi...
nasib baik dah masak nasi malam tadi..
so pagi ne masak air n goreng telur...
kejut kan lah akk2 yg len...
semua x bangun...
kak niza je yang bangun tuk bersahur...
malam td tido lambat kot...
herm, x seronoknya...x da kawn nak bersahur...sedih2...
x seronok2...ka niza just makan roti dan susu je...
aq makan nasi berlaukkan kicap,telur goreng dan keropok...
x bestnya...
hua3...
x selera nak makan..xda kwan..
rindunya nak berpuasa dmatrix..
rindu sangat nak berpuasa d rumah..
herm..sedih2...
wlo cam nerpun..
u need 2 go on..
selamat berpuasa Nor Haziqah...
semoga slim...hihi...
semoga ALLAH memberkati ibadahmu...
dan semoga menghadapi dugaan berpuasa dengan tabah...
1 Ramadhan 1431
selamat berpuasa awak...
bangun sahur jam 5 pagi...
nasib baik dah masak nasi malam tadi..
so pagi ne masak air n goreng telur...
kejut kan lah akk2 yg len...
semua x bangun...
kak niza je yang bangun tuk bersahur...
malam td tido lambat kot...
herm, x seronoknya...x da kawn nak bersahur...sedih2...
x seronok2...ka niza just makan roti dan susu je...
aq makan nasi berlaukkan kicap,telur goreng dan keropok...
x bestnya...
hua3...
x selera nak makan..xda kwan..
rindunya nak berpuasa dmatrix..
rindu sangat nak berpuasa d rumah..
herm..sedih2...
wlo cam nerpun..
u need 2 go on..
selamat berpuasa Nor Haziqah...
semoga slim...hihi...
semoga ALLAH memberkati ibadahmu...
dan semoga menghadapi dugaan berpuasa dengan tabah...
Sunday, August 8, 2010
SHAKEN BABY SYNDROME
General Info.....
Pesakit terakhir yang kami 'tidurkan' ialah bayi berusia 4 bulan.
Bayi tersebut telah disyaki mendapat sawan pada pukul 2 petang tadi. Beliau sebelum ini sihat dan dijaga oleh pengasuh. Beliau tidak demam dan tidak batuk serta tidak mempunyai simptom-simptom yang lain.. Itulah kali pertama beliau mendapat sawan.
Sesampai di resus room (red zone), beliau masih lagi kelihatan mengantuk dan kurang responsif. Beliau kelihatan pucat dan apa yang menakutkan kami ialah ubun-ubun depan beliau yang timbul dan mencembung (bulging). Memandangkan beliau tidak demam dan ujian menunjukkan beliau kurang darah (Hb 8g/dl), serta bayi tersebut masih kurang responsif selepas satu jam sawan, kami mengambil keputusan untuk melakukan CT scan otak ( Brain CT Scan).
Scan otak menunjukkan beliau mengalami pendarahan otak yang serius, Acute and Chronic Subdural Bleed with Subarachnoid bleed! Terkejut. Kali ini ibu bayi tersebut telah pun selamat tiba dari pejabatnya. Saya bertanyakan lagi sejarah kesihatan bayi tersebut. Satu-satunya cerita atau sejarah yang relevan ialah pengasuh bayi tersebut suka menimangnya tinggi-tinggi. Bayi itu dikatakan sangat suka ditimang.
sbs
Health Info
SHAKEN BABY SYNDROME (SBS)
SBS merupakan kecederaan otak bayi disebabkan goncangan atau pergerakan kepala yang kuat. Boleh berlaku dalam tempoh sesingkat 5 saat pergerakan yang kuat. Kecederaan yang serius boleh menyebabkan kecacatan otak yang lama, serius dan kekal pada bayi.. Ianya berlaku apabila kepala bayi digoncang atau dihentak dengan objek walaupun objek lembut seperti bantal. Ada teori mengaitkan dengan pergerakan seperti menimang bayi, menaiki buaian serta memegang bayi ketika seseorang sedang marah atau bergaduh boleh menyebab berlakunya SBS. Sebab lain ialah penderaan bayi (child abuse) dan selalunya mempunyai kesan-kesan penderaan yang lain.
Perkara ini berlaku kerana kepala bayi mempunyai nisbah yang lebih besar berbanding badan mereka, leher yang lemah dan struktur otak yang masih belum matang serta lebih kandungan air berbanding orang dewasa.
Amalan menimang atau menggoncang sering dilakukan oleh penjaga terutama bila bayi tidak mahu berhenti menangis. Ada yang menimang bayi kerana untuk menenangkan bayi dan ada juga melakukannya ketika marah atau penat menjaga bayi.....( occupational stress ).
Ini bukanlah kes SBS pertama yang saya rawat. Sebelum ini saya juga pernah merawat seorang bayi di wad kanak-kanak yang mempunyai kecederaan otak yang serius dikhuatiri berpunca daripada menaiki buaian.
PENCEGAHAN
1. Jangan sesekali menggoncang bayi anda ketika marah atau untuk bermain.
2. Jangan memegang bayi anda ketika marah.
3. Jikalau anda tidak dapat menenangkan bayi anda, lebih baik anda tinggalkan bayi anda untuk sementara waktu di dalam katil bayi atau kepada orang lain.
4. Minta bantuan orang lain.
Maka, saya sangat berharap agar ibu bapa dan penjaga semua dapat mengambil serius dan peka tentang Baby Shaken Syndrome ini. Ianya bukanlah kes terpencil malah di Amerika Syarikat sebanyak 1500 kes dilaporkan setiap tahun. Mereka juga telah mengharamkan sebarang bentuk alat menggoncang bayi seperti buaian.
Kiriman email dari rakan untuk dikongsi
TOLONG PANJANGKAN EMAIL INI KERANA KITA ADALAH MAHLUK ALLAH YANG PENYAYANG... ..
Hadith :
Rasulullah s.a.w bersabda yang bermaksud: ”Sesiapa yang ditanya tentang ilmu lalu dia menyembunyikannya akan diikat mulutnya(meletakkan kekang di mulutnya seperti kuda) dengan kekang dari api neraka pada Hari Kiamat.”
Riwayat Abu Daud dan at-Tirmidzi
Pesakit terakhir yang kami 'tidurkan' ialah bayi berusia 4 bulan.
Bayi tersebut telah disyaki mendapat sawan pada pukul 2 petang tadi. Beliau sebelum ini sihat dan dijaga oleh pengasuh. Beliau tidak demam dan tidak batuk serta tidak mempunyai simptom-simptom yang lain.. Itulah kali pertama beliau mendapat sawan.
Sesampai di resus room (red zone), beliau masih lagi kelihatan mengantuk dan kurang responsif. Beliau kelihatan pucat dan apa yang menakutkan kami ialah ubun-ubun depan beliau yang timbul dan mencembung (bulging). Memandangkan beliau tidak demam dan ujian menunjukkan beliau kurang darah (Hb 8g/dl), serta bayi tersebut masih kurang responsif selepas satu jam sawan, kami mengambil keputusan untuk melakukan CT scan otak ( Brain CT Scan).
Scan otak menunjukkan beliau mengalami pendarahan otak yang serius, Acute and Chronic Subdural Bleed with Subarachnoid bleed! Terkejut. Kali ini ibu bayi tersebut telah pun selamat tiba dari pejabatnya. Saya bertanyakan lagi sejarah kesihatan bayi tersebut. Satu-satunya cerita atau sejarah yang relevan ialah pengasuh bayi tersebut suka menimangnya tinggi-tinggi. Bayi itu dikatakan sangat suka ditimang.
sbs
Health Info
SHAKEN BABY SYNDROME (SBS)
SBS merupakan kecederaan otak bayi disebabkan goncangan atau pergerakan kepala yang kuat. Boleh berlaku dalam tempoh sesingkat 5 saat pergerakan yang kuat. Kecederaan yang serius boleh menyebabkan kecacatan otak yang lama, serius dan kekal pada bayi.. Ianya berlaku apabila kepala bayi digoncang atau dihentak dengan objek walaupun objek lembut seperti bantal. Ada teori mengaitkan dengan pergerakan seperti menimang bayi, menaiki buaian serta memegang bayi ketika seseorang sedang marah atau bergaduh boleh menyebab berlakunya SBS. Sebab lain ialah penderaan bayi (child abuse) dan selalunya mempunyai kesan-kesan penderaan yang lain.
Perkara ini berlaku kerana kepala bayi mempunyai nisbah yang lebih besar berbanding badan mereka, leher yang lemah dan struktur otak yang masih belum matang serta lebih kandungan air berbanding orang dewasa.
Amalan menimang atau menggoncang sering dilakukan oleh penjaga terutama bila bayi tidak mahu berhenti menangis. Ada yang menimang bayi kerana untuk menenangkan bayi dan ada juga melakukannya ketika marah atau penat menjaga bayi.....( occupational stress ).
Ini bukanlah kes SBS pertama yang saya rawat. Sebelum ini saya juga pernah merawat seorang bayi di wad kanak-kanak yang mempunyai kecederaan otak yang serius dikhuatiri berpunca daripada menaiki buaian.
PENCEGAHAN
1. Jangan sesekali menggoncang bayi anda ketika marah atau untuk bermain.
2. Jangan memegang bayi anda ketika marah.
3. Jikalau anda tidak dapat menenangkan bayi anda, lebih baik anda tinggalkan bayi anda untuk sementara waktu di dalam katil bayi atau kepada orang lain.
4. Minta bantuan orang lain.
Maka, saya sangat berharap agar ibu bapa dan penjaga semua dapat mengambil serius dan peka tentang Baby Shaken Syndrome ini. Ianya bukanlah kes terpencil malah di Amerika Syarikat sebanyak 1500 kes dilaporkan setiap tahun. Mereka juga telah mengharamkan sebarang bentuk alat menggoncang bayi seperti buaian.
Kiriman email dari rakan untuk dikongsi
TOLONG PANJANGKAN EMAIL INI KERANA KITA ADALAH MAHLUK ALLAH YANG PENYAYANG... ..
Hadith :
Rasulullah s.a.w bersabda yang bermaksud: ”Sesiapa yang ditanya tentang ilmu lalu dia menyembunyikannya akan diikat mulutnya(meletakkan kekang di mulutnya seperti kuda) dengan kekang dari api neraka pada Hari Kiamat.”
Riwayat Abu Daud dan at-Tirmidzi
Nasihat Ayah...........
Bicara hati seorang ayah...
Puteriku..
Benarlah bahawa lelakilah yang memulai langkah pertama dalam lorong dosa, tetapi bila engkau tidak setuju, lelaki itu tidak akan berani, dan andai kata bukan lantaran lemah gemalaimu, lelaki tidak akan bertambah parah. Wanitalah yang membuka pintu, seolah kau katakan kepada si pencuri itu : silakan masuk, silakan...
Apabila ia telah mencuri, engkau berteriak : Pencuri! Tolong..tolong..! Saya dicuri!
Demi Allah, dalam khayalan seorang pemuda tak melihat gadis kecuali gadis itu ditelanjangi pakaiannya.
Demi Allah begitulah, jangan engkau mudah percaya apa yang dikatakan lelaki, kebanyakan mereka tidak akan melihat gadis kecuali akhlak dan budi bahasanya. Ia akan berbicara kepadamu sebagai seorang sahabat. Demi Allah ia telah berbohong!
Senyuman yang diberikan pemuda kepadamu, kehalusan budi bahasa dan perhatiannya, semua itu tidak lain hanyalah merupakan perangkap rayuan. Setelah itu apa yang terjadi?
Kalian berdua sesat berada dalam kenikmatan, kemudian engkau ditinggalkan dan selepas itu selamanya akan merasakan penderitaan akibat kenikmatan itu. Si lelaki akan mencari mangsa lain untuk diterkam kehormatannya, dan engkaulah yang menanggung beban kehamilan. Jiwamu menangis, keningmu tercoreng, hidupmu berkubang dalam kehinaan dan keaiban, masyarakat tidak akan mengampunimu.
Puteriku...
Cita-cita wanita tertinggi adalah perkahwinan. Bagaimana tinggi pun status sosial kejayaan, karier, populariti, prestasinya, namun sesuatu yang paling agung dan sangat diinginkannya adalah menjadi isteri dan ibu yang baik kepada sebuah rumah tangga yang bahagia.
Tidak ada seorang pun lelaki yang mahu menikahi pelacur, sekalipun ia lelaki hidung belang. Apabila akan berumahtangga ia tetap akan memilih wanita yang baik, kerana ia tidak rela suri rumahtangganya dan ibu kepada putera dan puterinya adalah seorang wanita yang tidak baik.
Puteriku..
Puteriku yang beriman dan beragama! Puteriku yang terhormat dan terpelihara, ketahuilah bahawa yang menjadi korban semua ini bukan orang lain terkecuali engkau.
Oleh kerana itu, jangan berikan diri kalian semudah itu. Sesungguhnya kemuliaan yang tercela tidak akan kembali, martabat yang hilang tidak akan dapat ditemui kembali.
Inilah nasihatku padamu, puteriku. Inilah kebenaran. Sedarilah bahawa di tanganmulah kunci pintu perbaikan. Bila diri kalian diperbaiki, dengan demikian umat pun akan menjadi baik.
Kehormatanmu terletak di tanganmu. Keruntuhan akhlakmu juga di tanganmu
5 sahabat...
Alkisah di suatu pulau kecil, tinggallah berbagai macam benda-benda abstrak: ada CINTA, KEKAYAAN, KECANTIKAN, KESEDIHAN, KEGEMBIRAAN dan sebagainya.
Awalnya mereka hidup berdampingan dengan baik dan saling melengkapi. Namun suatu ketika, datang badai menghempas pulau kecil itu dan air laut tiba-tiba naik semakin tinggi dan akan menenggelamkan pulau itu. Semua penghuni pulau cepat-cepat berusaha menyelamatkan diri.
CINTA sangat kebingungan sebab ia tidak dapat berenang dan tak mempunyai perahu. Ia berdiri di tepi pantai mencuba mencari pertolongan. Sementara itu air makin naik membasahi kaki CINTA. Tak lama CINTA melihat KEKAYAAN sedang mengayuh perahu.
"KEKAYAAN! KEKAYAAN! Tolong saya!" teriak CINTA.
Lalu apa jawab KEKAYAAN, "Aduh! Maaf, CINTA!" kata KEKAYAAN.
"Perahuku telah penuh dengan harta bendaku. saya tak dapat membawamu serta, nanti perahu ini tenggelam. Lagipula tak ada tempat lagi bagimu di perahuku ini." Lalu KEKAYAAN cepat-cepat mengayuh perahunya pergi meninggalkan CINTA tenggelam.
CINTA sedih sekali, namun kemudian dilihatnya KEGEMBIRAAN lewat dengan perahunya.
"KEGEMBIRAAN! Tolong saya!", teriak CINTA.
Namun apa yang terjadi, KEGEMBIRAAN terlalu gembira karena ia menemukan perahu sehingga ia tuli tak mendengar teriakan CINTA. Air makin tinggi membasahi CINTA sampai ke pinggang dan CINTA semakin panik. Tak lama lewatlah KECANTIKAN.
"KECANTIKAN! Bawalah saya bersamamu!", teriak CINTA.
Lalu apa jawab KECANTIKAN, "Wah, CINTA, kamu basah dan kotor. saya tak bisa membawamu ikut. Nanti kamu mengotori perahuku yang indah ini." sahut KECANTIKAN.
CINTA sedih sekali mendengarnya. CINTA mulai menangis terisak-isak. Apa kesalahanku, mengapa semua orang melupakan saya. Saat itu lewatlah KESEDIHAN. Lalu CINTA memelas, "Oh, KESEDIHAN, bawalah saya bersamamu", kata CINTA.
Lalu apa kata KESEDIHAN, "Maaf, CINTA. saya sedang sedih dan saya ingin sendirian saja...", kata KESEDIHAN sambil terus mengayuh perahunya.
CINTA putus asa. Ia merasakan air makin naik dan akan menenggelamkannya. CINTA terus berharap kalau dirinya dapat diselamatlkan. Lalu ia berdoa kepada Tuhannya, oh tuhan tolonglah saya, apa jadinya dunia tanpa saya, tanpa CINTA? Pada saat kritis itulah tiba-tiba terdengar suara, "CINTA! Mari cepat naik ke perahuku!"
CINTA menoleh ke arah suara itu dan melihat seorang tua reyot berjanggut putih panjang sedang mengayuh perahunya. Lalu Cepat-cepat CINTA naik ke perahu itu, tepat sebelum air menenggelamkannya. Kemudian di pulau terdekat, orang tua itu menurunkan CINTA dan segera pergi lagi
Pada saat itu barulah CINTA sadar, bahwa ia sama sekali tidak mengetahui siapa orang tua yang baik hati menyelamatkannya itu. CINTA segera menanyakannya kepada seorang penduduk tua di pulau itu, siapa sebenarnya orang tua itu.
"Oh, orang tua tadi? Dia adalah "WAKTU", kata orang itu.
Lalu CINTA bertanya "Tapi, mengapa ia menyelamatkanku? saya tak mengenalnya. Bahkan teman-teman yang mengenalku pun enggan menolongku", tanya CINTA heran.
"Sebab", kata orang itu, "hanya WAKTU lah yang tahu berapa nilainya harga sebuah CINTA itu......"
Saturday, August 7, 2010
Ahlan wa sahlan ya Ramadhan Al-Mubarak
Ramadhan adalah bulan umat Muhammad saw. Bersabda baginda yang bermaksud " Apabila tiba bulan Ramadhan maka akan dibukakan pintu-pintu syurga dan ditutupkan pintu-pintu neraka lalu diikatkan semua syaitan."
Sabda baginda dalam hadis yang lain, " Jika umat manusia itu mengetahui kelebihan yang terdapat di dalam bulan ramadhan nescaya umatku akan menginginkan supaya dijadikan sepanjang tahun itu Ramadhan"
Setiap amalan kebajikan akan digandakan oleh Allah sebanyak 1000 kali ganda
Setiap amalan sunat akan diberikan ganjaran pahala amalan fardhu
Ramadhan dibahagikan kepada tiga bahagian istimewa bagi mereka yang berpuasa iaitu bahagian pertamanya dipenuhi dengan rahmat Allah, bahagian kedua dipenuhi dengan keampunan dari Allah dan bahagian ketiga pembebasan dari api neraka
Dituntut supaya mengerjakan solat sunat tarawikh, witir dan solat sunat yang lain.
Benyakkan berdoa, berzikirz selawat, membaca Al Quran, bertaubat dan lain-lain
Banyakkan bersedekah kepada fakir miskin dan membantu mereka yang berada di dalam kesusahan dan ditimpa kemalangan.
Memberi makan kepada mereka yang hendak berbuka puasa.
Menggandakan amalan sunat terutamanya pada 10 malam yang terakhir Ramadhan bagi mengharapkan keberkatan dan kebesaran malam Lailatul Qadar seperti beriktikaf di masjid, qiamullail dan sebagainya
Temanku....
"Belajar daripada orang bijak"
"HIDUP bukan sekadar menunggu mati meskipun ajal dan maut tetap menanti". Hidup jangan terlalu memikirkan masa hadapan kerana ia akan menjadi racun kepada pemikiran. Rebutlah seberapa banyak peluang yang ada pada hari ini. Pastikan setiap saat yang berlalu tidak sia-sia.
Kalau kita pelajar, belajar bersungguh-sungguh dan andainya kita pekerja, jadilah pekerja yang berdaya maju. Belajar, berusaha, berdoa dan bertawakal untuk mencapai kejayaan.
Belajar daripada orang yang bijak. Seseorang itu jahil sekiranya dia berpuas hati dengan hujah orang jahil. Siapakah orang bijak?
Sesungguhnya dia adalah orang yang di dalam hatinya sentiasa mengingati saat-saat kematian, mereka sentiasa takut untuk melakukan perkara-perkara sumbang. Siapakah orang yang jahil? Dia ialah orang yang sentiasa memikirkan yang dia akan hidup selama-lamanya.
Justeru, janganlah kita lagukan lagi irama sendu. Nyanyikan lagu-lagu kejayaan. Lemparkan gerhana bulan ke lautan dan berikan SENYUMANMU yang paling manis sepanjang zaman.
JANGANLAH kita memandang rendah erti persahabatan, kerana dalam hidup ini kita tidak mampu melangkah seorang diri tanpa seorang sahabat.
DUA sahabat yang sejati akan selari dalam apa jua bidang yang diceburi, dan saling memahami antara mereka.
TERLALU sukar menjalin persahabatan kerana ia adalah pertautan hati bukan pertautan fikiran, lebih-lebih lagi bukan hubungan kebendaan semata.
TEMAN ketawa bagaikan air di daun keladi walau tercurah tak berkesan TAPI sahabat sejati bagai air lalu walau dicincang ia tak mungkin kan putus.
PERSAHABATAN yang akrab tidak akan dapat dipisahkan melainkan dengan kematian.
Hidup ini penuh dengan kenangan... yang mendewasakannya ialah pengalaman, yang mematangkannya pula ialah cabaran. Pahit manisnya sukar untuk dikenang, sayang sekali untuk dibuang....
Friday, August 6, 2010
sifat-sifat pendakwah
Dakwah Islamiah pada mulanya adalah merupakan tugas para Rasul yang kemudiannya dilaksanakan oleh Alim Ulama'. Oleh yang demikian, bolehlah dikatakan bahawa kebahagiaan setiap umat sedikit sebanyak bergantung pada Alim Ulama'. Apabila mereka baik, maka baiklah manusia dan apabila mereka rosak nescaya rosaklah manusia. Ini bererti tanggungjawab Alim Ulama' amatlah besar, dan tugas mereka itu amatlah berat, lebih-lebih lagi kalau mereka menjadikan dakwah (tabligh) sebagai tugas khusus mereka. Pendakwah mesti ada mempunyai sifat-sifat di antara lain seperti berikut :
1. Memahami maksud Al-Quran dan Al-Hadis.
2. Beramal dengan ilmunya.
3. Tahan marah (berlapang dada)
4. Berani, tidak takut kepada sesiapapun dalam menerangkan kebenaran. Celaan manusia tidak akan menghalangnya daripada menjalankan kewajipan.
5. Menjaga diri, tidak mahu kepada harta kepunyaan orang.
6. Berpada-pada dengan kesenangan dunia dan redha dengan harta yang halal walaupun sedikit.
7. Kuat, sihat dan fasih lidah.
8. Mengetahui perkara-perkara di bawah ini :
(a) Hal ehwal orang yang akan menerima dakwah iaitu tentang kesediaannya untuk menerima dakwah, persekitaran dan sosialnya.
(b) ilmu sejarah umum.
(C) Ilmu Psikologi.
(d) Ilmu Geografi.
(e) Ilmu Akhlak
(f) Mazhab-mazhab, aqidah yang betul dan mazhab-mazhab yang salah.
(g) Bahasa orang yang menerima dakwah.
(h) Ilmu kemasyarakatan (sosiologi) yang membincangkan perkembangan masyarakat manusia dan segala yang berkaitan dengannya.
9. Amat mempercayai kepada janji-janji Allah dan mempunyai harapan penuh untuk mendapat kejayaan biar pun usaha dakwah itu memerlukan usia yang lama dan memerlukan pengorbanan yang besar.
10.Tawadu' (merendah diri) dan menjauhkan diri daripada perkara
yang aib.
11.Tidak bakhil mengajarkan apa-apa ilmu yang diketahuinya. Tidak keberatan untuk melakukan sesuatu yang mendatangkan faedah kepada orang lain.
12. Bersifat wakar dan tenang.
13.Tinggi hemat dan mulia diri. Tidak berpuashati dengan perkara-perkara besar yang belum sampai kepada kesempurnaannya dan menjauhkan diri daripada perkara-perkara hina dan marah ketika disedari dirinya serba kekurangan pengetahuan atau bukti.
14. Sabar ketika menjalankan dakwah kerana Allah.
15. Bersikap Taqwa dan Amanah.
BERSIFAT WAKAR DAN AMANAH
Sifat wakar(tenang dan penuh bijaksana) ada pada ;
(a) Orang yang tidak bercakap sesuatu yang sia-sia, sekiranya perlu bercakap dia akan hanya bercakap sekadar yang perlu sahaja.
(b) Orang yang menggunakan gerak-geri bagi menyatakan sesuatu maksud.
(c) Orang yang sedia mendengar segala pertanyaan dan berhati-hati ketika menjawab.
(d) Orang yang tidak gopoh dalam segala perkara.
Di samping itu sifat wakar ini juga dapat menggambarkan ciri-ciri ;
(a) Memelihara diri daripada senda-gurau yang tidak sopan.
(b) Tidak bergaul dengan orang yang suka bergurau dan menghindari majlis mereka.
(c) Menahan lidah daripada menyebut perkataan yang buruk.
(d) Tidak menunjuk-nunjuk diri tanpa sebab yang munasabah seperti duduk di jalan atau di pasar.
Sifat-sifat yang ditonjolkan begini menarik minat orang ramai kerana keperibadian dan akhlak serta kemuliaannya.
Sumber artikel : JAIS
1. Memahami maksud Al-Quran dan Al-Hadis.
2. Beramal dengan ilmunya.
3. Tahan marah (berlapang dada)
4. Berani, tidak takut kepada sesiapapun dalam menerangkan kebenaran. Celaan manusia tidak akan menghalangnya daripada menjalankan kewajipan.
5. Menjaga diri, tidak mahu kepada harta kepunyaan orang.
6. Berpada-pada dengan kesenangan dunia dan redha dengan harta yang halal walaupun sedikit.
7. Kuat, sihat dan fasih lidah.
8. Mengetahui perkara-perkara di bawah ini :
(a) Hal ehwal orang yang akan menerima dakwah iaitu tentang kesediaannya untuk menerima dakwah, persekitaran dan sosialnya.
(b) ilmu sejarah umum.
(C) Ilmu Psikologi.
(d) Ilmu Geografi.
(e) Ilmu Akhlak
(f) Mazhab-mazhab, aqidah yang betul dan mazhab-mazhab yang salah.
(g) Bahasa orang yang menerima dakwah.
(h) Ilmu kemasyarakatan (sosiologi) yang membincangkan perkembangan masyarakat manusia dan segala yang berkaitan dengannya.
9. Amat mempercayai kepada janji-janji Allah dan mempunyai harapan penuh untuk mendapat kejayaan biar pun usaha dakwah itu memerlukan usia yang lama dan memerlukan pengorbanan yang besar.
10.Tawadu' (merendah diri) dan menjauhkan diri daripada perkara
yang aib.
11.Tidak bakhil mengajarkan apa-apa ilmu yang diketahuinya. Tidak keberatan untuk melakukan sesuatu yang mendatangkan faedah kepada orang lain.
12. Bersifat wakar dan tenang.
13.Tinggi hemat dan mulia diri. Tidak berpuashati dengan perkara-perkara besar yang belum sampai kepada kesempurnaannya dan menjauhkan diri daripada perkara-perkara hina dan marah ketika disedari dirinya serba kekurangan pengetahuan atau bukti.
14. Sabar ketika menjalankan dakwah kerana Allah.
15. Bersikap Taqwa dan Amanah.
BERSIFAT WAKAR DAN AMANAH
Sifat wakar(tenang dan penuh bijaksana) ada pada ;
(a) Orang yang tidak bercakap sesuatu yang sia-sia, sekiranya perlu bercakap dia akan hanya bercakap sekadar yang perlu sahaja.
(b) Orang yang menggunakan gerak-geri bagi menyatakan sesuatu maksud.
(c) Orang yang sedia mendengar segala pertanyaan dan berhati-hati ketika menjawab.
(d) Orang yang tidak gopoh dalam segala perkara.
Di samping itu sifat wakar ini juga dapat menggambarkan ciri-ciri ;
(a) Memelihara diri daripada senda-gurau yang tidak sopan.
(b) Tidak bergaul dengan orang yang suka bergurau dan menghindari majlis mereka.
(c) Menahan lidah daripada menyebut perkataan yang buruk.
(d) Tidak menunjuk-nunjuk diri tanpa sebab yang munasabah seperti duduk di jalan atau di pasar.
Sifat-sifat yang ditonjolkan begini menarik minat orang ramai kerana keperibadian dan akhlak serta kemuliaannya.
Sumber artikel : JAIS
Thursday, August 5, 2010
Hanamaru Kindergarten
best citer kartun ne..
tgk lah..
I;m falling in love with this story ...
huhu...
Subscribe to:
Posts (Atom)